MAKALAH
“TREND
GAYA HIDUP REMAJA DI ERA GLOBALISASI”
Disusun oleh :
Endah Purnama S (12315213)
Kelas : 1TA03
Mata Kuliah : Ilmu Sosial Dasar
Dosen : Emilianshah Banowo
Universitas Gunadarma
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada saya sehingga karya tulis saya
yang berjudul ” Gaya Hidup” ini dapat terselesaikan tepat waktunya. Dalam
penulisan karya tulis ini, saya selaku penulis mengambil banyak referensi dari
berbagai sumber di internet.
Dalam karya tulis ini, saya ingin mengemukakan pendapat saya mengenai Gaya Hidup Di Era Globalisasi. Dalam makalah ini juga penulis ingin memberi opini penulis secara subjektif terhadap peran lembaga keuangan non bank terhadap pergerakan mata uang rupiah. Penulis sadar akan kekurangan wawasan penulis dalam penulisan karya tulis ini dan penulis ingin meminta maaf atas segala kekurangan terhadap penulisan tugas ini dan mohon dimaklumi.
Dalam karya tulis ini, saya ingin mengemukakan pendapat saya mengenai Gaya Hidup Di Era Globalisasi. Dalam makalah ini juga penulis ingin memberi opini penulis secara subjektif terhadap peran lembaga keuangan non bank terhadap pergerakan mata uang rupiah. Penulis sadar akan kekurangan wawasan penulis dalam penulisan karya tulis ini dan penulis ingin meminta maaf atas segala kekurangan terhadap penulisan tugas ini dan mohon dimaklumi.
Depok, November 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang ……………………………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan
Masalah …………………………………………………………………………… 3
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………………………………… 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Remaja dan Gaya Hidupnya ……………………………………….
4
2.2 Mengetahui
Gaya Hidup dan Perilaku Pelajar / Remaja Terhadap
Penggunaan Gadget di Era Globalisasi ………………………………………… 8
2.3 Peran Orang
Tua Dalam Menyikapi Fenomena Gadget dan Media
Sosial ……………………………………………………………………………………………………9
2.4 Peran Orang
Tua Mengawasi Gaya Hidup yang Tidak Baik Kepada
Anak-anaknya …………………………………………………………………………………. 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………………………. 11
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………….. 12
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakat disekitarnya. Gaya hidup dapat diartikan juga sebagai suatu seni yang dibudayakan oleh setiap orang. Gaya hidup sangat berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan teknologi. Semakin bertambahnya zaman dan semakin canggihnya teknologi, maka semakin berkembang luas pula penerapan gaya hidup oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam arti lain, gaya hidup dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi yang menjalankannya.
Salah satu contoh gaya hidup para remaja yang mengikuti mode orang barat dalam kehidupan sehari-hari adalah masalah ” Berpakaian “. Masalah berpakaian para remaja masa kini selalu dikaitkan dengan perkembangan zaman dan teknologi. Karena, sebagian remaja Indonesia khususnya, dalam berpakaian selalu mengkuti mode yang berlaku. Bahkan yang lebih menyedihkan, di stasiun-stasiun tv banyak ditampilkan contoh gaya hidup dalam berpakaian para remaja yang mengikuti mode orang barat. Kita tahu bahwa mode yang dipakai oleh orang barat kebanyakan menyimpang dari moral. Sedangkan kita sadar bahwa Indonesia terkenal dengan kesopanannya dan budi luhurnya. Namun, sebagian remaja Indonesia kemudian meniru atau mengikuti mode orang barat tanpa memfilternya secara baik. Contoh berikutnya, gaya hidup sebagian remaja yang mengikuti budaya orang barat adalah mengkonsumsi minum – minuman keras, narkoba, dan barang haram sejenislainnya. Mereka beranggapan bahwa jika tidak mengkonsumsi barang-barang tersebut, maka ia akan dinilai sebagai masyarakat yang ketinggalan zaman atau tidak gaul. Ini adalah pengertian yang sangat salah.
Di era modern ini, memang para
remaja dituntut untuk berhati – hati dalam segala hal. Baik dalam pergaulan,
maupun penerapan kehidupan. Padahal jika kita teliti, minum – minuman keras dan
narkoba dapat merusak kesehatan dan mental orang yang mengkonsumsinya. Tetapi
mereka tidak begitu paham dengan istilah itu. Untuk itu, di zaman yang serba
modern ini orang tua yang mempunyai anak remaja harus memantau pergaulan,
teman-teman, dan gaya hidup yang mereka terapkan. Dan untuk para remaja harus
berhati -hati dalam menerima budaya dari luar dan harus bisa memfilter budaya
dari luar secara baik dan tepat.
Berbicara mengenai remaja dengan globalisasi dewasa ini, memunculkan berbagai isu untuk terus diikuti perkembangan dan dinamikanya, juga sebagai bahan kajian yang tak kalah menarik. Era globalisasi menuntut segala aspek kehidupan dan seluruh masyarakat untuk berubah, lebih berkembang dan maju. Era globalisasi merupakan era persaingan bebas dalam segala aspek kehidupan (ekonomi, pendidikan, teknologi, dll.), pada era ini memperlihatkan suatu kondisi bahwa dunia ini sudah semakin kecil. Di dalam konteks informasi, dunia ini sudah menjadi satu, tidak ada lagi kotak-kotak yang membatasi wilayah satu dengan lainnya. Dengan adanya peran media (televisi, radio, majalah, internet) telah mempengaruhi gaya hidup dan moralitas remaja.
Berbicara mengenai remaja dengan globalisasi dewasa ini, memunculkan berbagai isu untuk terus diikuti perkembangan dan dinamikanya, juga sebagai bahan kajian yang tak kalah menarik. Era globalisasi menuntut segala aspek kehidupan dan seluruh masyarakat untuk berubah, lebih berkembang dan maju. Era globalisasi merupakan era persaingan bebas dalam segala aspek kehidupan (ekonomi, pendidikan, teknologi, dll.), pada era ini memperlihatkan suatu kondisi bahwa dunia ini sudah semakin kecil. Di dalam konteks informasi, dunia ini sudah menjadi satu, tidak ada lagi kotak-kotak yang membatasi wilayah satu dengan lainnya. Dengan adanya peran media (televisi, radio, majalah, internet) telah mempengaruhi gaya hidup dan moralitas remaja.
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara/ membedakan mengetahui gaya hidup yang negatif dan positif
2. Mengetahui gaya hidup dan pengaruh terhadap pelajar/remaja terhadap penggunaan gadget
3. Pengawasan orang tua terhadap gaya hidup yang tidak baik ini
1.3 Tujuan
1. Mengetahui atau membedakan gaya hidup yang baik di era masa kini
2. Mengetahui gaya hidup dan perilaku pelajar/remaja terhadap penggunaan gadget di era globalisasi
3. Peran orang tua mengawasi gaya hidup yang tidak baik kepada anak- anakNya
2. Mengetahui gaya hidup dan perilaku pelajar/remaja terhadap penggunaan gadget di era globalisasi
3. Peran orang tua mengawasi gaya hidup yang tidak baik kepada anak- anakNya
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Remaja dan Gaya Hidupnya
Masa remaja adalah masa pencarian identitas.Sedangkangaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang di ekspresikan dalam aktivitas, minat, opininya dan dimensi self orientation gaya hidup mencakup tiga kategori yaitu prinsip, status, aksi. Kita sebagai remaja mulai mencari gaya hidup yang pas dan sesuai dengan selera. Kita juga mulai mencari seorang idola atau tokoh identifikasi yang bisa dijadikan panutan, baik dalam pencarian gaya hidup, gaya bicara, penampilan, dan lain-lain demi mendapatkan status didalam pergaulannya. Imbasnya banyak kita jumpai teman-teman dengan berbagai atributnya yang sebenarnya mereka hanya meniru-niru saja. Para bintang muda yang digandrungi ternyata mampu mengubah gayahidup remaja. Disamping itu juga anak muda jaman sekarang terkesan terlihat glamour , Gaya hidup serba mewah, serba enak dan serba berkecukupan yang dianut para remaja sesungguhnya karena “diajarkan‟ oleh idola-idola mereka yang berada di layar telivisi yang kita lihat sehari hari. Karakter dari remaja adalah mudah meniru gaya dari orang lain. Selain itu, juga dipicu oleh program-program yang ditayangkan oleh televisi. Kehidupansinetron yang kerap menampilkan hidup mewah dan cara instan telah menjadi “trend baru‟ bagi remaja. Siapapun yang terpengaruhi dengan gaya hidup sinetron ituakan mendapat stigmatisasi “tidak gaul dan tidak funky‟. Sebuah stigma yang amat memalukan bagi mereka, karena itu sedapat mungkin harus dihindari.
Kebutuhan hidup
yang tercipta akibat keinginan mengejar “syahwat‟ kenikmatan duniawi, berpadu dengan budaya
instant, menyebabkan para remaja seringkali menjerumuskan diri ke dalam
perilaku sesat.
Keinginan untuk memenuhi barang-barang mewah mungkin bukan terlalu menjadi masalah bagi anak-anak orang kaya. Orangtua sanggup memenuhi sebagian besar keinginan mereka. Tapi, bagaimana dengan remaja dari keluarga pas-pasan ? Ketika keinginan memiliki handphone, sementara anggaran dari orangtua tidak ada, maka remaja dari keluarga kurang mampu biasanya mengambil jalan pintas.
Bagi yang telah “mengimani‟ budaya instant, cara ini dipandang paling logis. Sebaiknya remaja jangan terlalu mengikuti kehidupan yang serba wah. Kita juga harus melihat keadaan lingkungan sekitar kita. Agar kita tidak terjerumus dalam pergaulan bebas sebaiknya kita juga memilih teman yang baik agar tidak menjerumuskan kita ke hal-hal yang negatif. Itu semua tergantung dari diri remaja masing-masing.
Pada masa remaja pengaruh idola memang sangat kuat seperti yang saya jelaskan di atas. Idola atau tokoh akan mengendalikan hidup kita yang mungkin tanpa kita sadari. Tidak bisa dimungkiri bahwa keberadaan media mutlak diperlukan. Karena pada suatu sisi media memungkinkan kita untuk tahu beragam informasi, berita, penemuan, dan hal-hal baru. Atau bisa disimpulkan bahwa sebenarnya hadirnya media berpengaruh positif dan juga negatif.
Keberadaan media memang tidak lepas dari kepentingan pasar. Dengan demikian, kalau kita tidak selektif terhadap pesan media, kita akan menjadi korban media. Tidak salah memang ketika kita membeli sebuah produk berdasarkan informasi dari media. Namun, yang perlu diingat, seberapa perlu produk yang kita beli itu bagi diri kita. Apakah kita memang membutuhkan produk itu ataukah karena kita terpengaruh oleh iming-iming yang disampaikan oleh media.
Keinginan untuk memenuhi barang-barang mewah mungkin bukan terlalu menjadi masalah bagi anak-anak orang kaya. Orangtua sanggup memenuhi sebagian besar keinginan mereka. Tapi, bagaimana dengan remaja dari keluarga pas-pasan ? Ketika keinginan memiliki handphone, sementara anggaran dari orangtua tidak ada, maka remaja dari keluarga kurang mampu biasanya mengambil jalan pintas.
Bagi yang telah “mengimani‟ budaya instant, cara ini dipandang paling logis. Sebaiknya remaja jangan terlalu mengikuti kehidupan yang serba wah. Kita juga harus melihat keadaan lingkungan sekitar kita. Agar kita tidak terjerumus dalam pergaulan bebas sebaiknya kita juga memilih teman yang baik agar tidak menjerumuskan kita ke hal-hal yang negatif. Itu semua tergantung dari diri remaja masing-masing.
Pada masa remaja pengaruh idola memang sangat kuat seperti yang saya jelaskan di atas. Idola atau tokoh akan mengendalikan hidup kita yang mungkin tanpa kita sadari. Tidak bisa dimungkiri bahwa keberadaan media mutlak diperlukan. Karena pada suatu sisi media memungkinkan kita untuk tahu beragam informasi, berita, penemuan, dan hal-hal baru. Atau bisa disimpulkan bahwa sebenarnya hadirnya media berpengaruh positif dan juga negatif.
Keberadaan media memang tidak lepas dari kepentingan pasar. Dengan demikian, kalau kita tidak selektif terhadap pesan media, kita akan menjadi korban media. Tidak salah memang ketika kita membeli sebuah produk berdasarkan informasi dari media. Namun, yang perlu diingat, seberapa perlu produk yang kita beli itu bagi diri kita. Apakah kita memang membutuhkan produk itu ataukah karena kita terpengaruh oleh iming-iming yang disampaikan oleh media.
Tidak ada
salahnya memang untuk tampil menarik seperti yang banyak diiklankan di media,
dengan sebagian produk yang ditawarkan untuk membantu mewujudkan impian itu.
Juga merupakan sesuatu yang wajar untuk pergi berbelanja membeli barang-barang
kesukaan. Namun, yang mesti kita ingat, jangan memaksakan diri.
Disini, peneliti
mempersempit objek penelitian yang terpacu pada Handphone, Karena tidak dapat
dipungkiri jangankan remaja, tapi anak-anak zaman sekarang juga sudah meiliki
handphone.
Handphone (HP), mungkin benda itu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Benda elektronik ini menjadi kebutuhan bagi semua orang tak terkecuali bagi remaja. HP memiliki dampak negatif dan positif bagi remaja (pelajar).Banyak segi positif (keuntungan) karena perkembangan tersebut, tapitidak sedikit juga dampak negatif yang ditimbulkannya. Kali ini saya akan membahas tentang keuntungan Handphone dan dampak yang diakibatkan bagi pelajar, sebagai berikut :
Handphone (HP), mungkin benda itu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Benda elektronik ini menjadi kebutuhan bagi semua orang tak terkecuali bagi remaja. HP memiliki dampak negatif dan positif bagi remaja (pelajar).Banyak segi positif (keuntungan) karena perkembangan tersebut, tapitidak sedikit juga dampak negatif yang ditimbulkannya. Kali ini saya akan membahas tentang keuntungan Handphone dan dampak yang diakibatkan bagi pelajar, sebagai berikut :
A. DampakPositif :
1) Mempermudah komunikasi, (dengan orang tua). Peran ini memang vital terutama bagi siswa yang relatif jauh rumahnya dari sekolah dan ada kendala transportasi. Untuk itu peranan HP sangat penting sekali untuk memastikan kapan dan kapan jemputan diperlukan.
2) Mencari informasi IPTEK lewat internet, hal ini dimungkinkan dengan penemuan seri HP canggih generasi 3G yang memberikan kesempatan penggunanya untuk browsing internet lewat Handphone.
3) Memperluas jaringan persahabatan dengan mengakses jejaring sosial yang bisa kita dapatkan dengan mendownload aplikasi java yang sesuai dengan handphone kita.
4) Mempermudah kegiatan belajar, handphone yang dilengkapi feature seperti Document Viewer dapat membantu pelajar dalam mempelajari materi dalam bentuk ebook atau pdf secara portable dengan mudah.
5) Membantu pelajar untuk berlatih English conversation dengan format Mp3 atau Mp4.
6) Menghilangkan kepenatan pelajar setelah belajar dengan mendengarkan music dengan feature Mp3 player atau radio Fm.
B. Dampak
Negatif :
1) Mengganggu Perkembangan Anak (Menurunnya konsentrasi belajar). Dengan canggihnya feature-feature yang tersedia di hand phone (HP) seperti : kamera, permainan (games) akan mengganggu siswa dalam menerima pelajaran di sekolah. Tidak jarang mereka disibukkan dengan menerima panggilan, sms, miscall dari teman mereka bahkan dari keluarga mereka sendiri. Lebih parah lagi ada yang menggunakan HP untuk mencontek (curang) dalam ulangan. Bermain game saat guru menjelaskan pelajaran dan sebagainya. Kalau hal tersebut dibiarkan, maka generasi yang kita harapkan akan menjadi budak teknologi.
2) Efek radiasi Selain berbagai kontroversi di seputar dampak negatif penggunaannya, penggunaan HP juga berakibat buruk terhadap kesehatan, ada baiknya siswa lebih hati-hati dan bijaksana dalam menggunakan atau memilih HP, khususnya bagi pelajar anak-anak. Jika memang tidak terlalu diperlukan, sebaiknya anak-anak jangan dulu diberi kesempatan menggunakan HP secara permanen.
3) Rawan terhadap tindak kejahatan. Ingat, pelajar merupakan salah satu target utama dari pada penjahat.
4) Sangat berpotensi mempengaruhi sikap dan perilaku siswa. Jika tidak ada kontrol dari guru dan orang tua.
5) Dengan keisengan pelajar yang labil, mereka menggunakan HP untuk saling bertukar gambar porno dan bercanda lewat sms dengan kata-kata yang menjurus porno pula. Ini adalah akibat yang paling serius dari pemilikan HP yang tak memiliki tujuan yang jelas.
6) Menambah pengeluaran ekstra alias boros, bila sebelumnya orang tua cukup memberi uang jajan dan transport setelah memiliki HP harus menambah uang beli pulsa. Dan karena sebagian besar siswa belum memiliki skala prioritas dalam pembelajaran, maka sebagaian siswa menghabiskan uang mereka untuk membeli pulsa. Mereka rela tidak jajan asal bisa ber-sms ria dengan temannya. Bahkan kebutuhan untuk membeli buku atau keperluan belajar lainnya bisa kalah dengan kebutuhan membeli pulsa.
Apalagi kalau HP hanya digunakan untuk hal-hal yang tidak
bermanfaat maka hanya akan menjadi pemborosan yang saja.
Menurut Dr Imre Fejes, juru bicara tim peneliti konsentrasi dan kualitas sperma pada pria yang terkena radiasi telepon genggam berkepanjangan lebih buruk ketimbang sperma pada pria yang jarang menenteng-nenteng telepon seluler.
Menurut Dr Imre Fejes, juru bicara tim peneliti konsentrasi dan kualitas sperma pada pria yang terkena radiasi telepon genggam berkepanjangan lebih buruk ketimbang sperma pada pria yang jarang menenteng-nenteng telepon seluler.
2.2.
Mengetahui gaya hidup dan perilaku pelajar/remaja terhadap penggunaan gadget di
era globalisasi
Berikut beberapa dampak negative penggunaan gadget adalah :
1. Malas belajar/kurangnya perhatian terhadap pelajaran
2. Malas membantu orang tua
3. Pancaran sinar gadget bisa membuat mata jadi susah berkedip jika terlalu lama dipakai sehingga mengakibatkan kejelian mata berkurang.
4. Lebih suka keluar rumah (misalnya pergi ke warnet/diajak jalan dengan teman lewat handphone)
5. Tidur sampai larut malam (baca BBM,Line,whatsapp,path,twitter dll)
6. Lupa waktu
7. Jarang sholat
cara mengatasinya:
a. Perlakukan Sesuai Fungsi Dasarnya
b. Membatasi Komunikasi
c. Kurangi Pemakaian Smartphone Secara Bertahap
d. Perbanyak Berbicara Secara Langsung
e. Gunakan dengan bijaksana
a. Perlakukan Sesuai Fungsi Dasarnya
b. Membatasi Komunikasi
c. Kurangi Pemakaian Smartphone Secara Bertahap
d. Perbanyak Berbicara Secara Langsung
e. Gunakan dengan bijaksana
2.3 Peran
Orang Tua dalam menyikapi fenomena Gadget dan Media Sosial
Sejauh ini trend gadget canggih berpengaruh buruk pada anak, terlebih tak semua remaja memiliki uang saku, fasilitas komunikasi dan transportasi yang melimpah. Beberapa kasus bunuh diri atau kejahatan yang melibatkan anak dan remaja belakangan ini ironisnya disebabkan oleh kebutuhan mereka akan barang-barang mewah seperti Smartphone. Setelah kasus penusukan kawan sekelas yang dilakukan seorang siswa SD di Depok baru-baru ini, seorang pelajar SMP bunuh diri karena orangtuanya tak membelikan dia BlackBerry yang dimintanya
Budaya konsumerisme saat ini sudah semakin parah, sehingga perlu adanya upaya bagaimana mengubah perilaku konsumtif menjadi produktif dan hal tersebut harus dilakukan secara masif dari lingkungan terkecil dan sejak dini. Konsumerisme, hedonisme, hilangnya rasa kesantunan dan etika bersosialisasi di kalangan anak-anak atau remaja mengakibatkan sebuah polemik yang harus ditindak lanjuti oleh semua pihak, agar jati diri bangsa tidak punah begitu saja. Solusi yang tepat agar dapat meminimalisir berkembangnya budaya konsumerisme adalah para orang tua memberikan pengertian pada anak-anaknya untuk memberikan skala priotitas yang akan dikonsumsi agar dapat digunakan secara efektif.
Tantangan orang tua semakin berat, apalagi dengan bebasnya anak mengakses internet melalui gadget atau mobile internet kapan saja dan dimana saja, mereka bebas online tanpa ada aturan. Buntutnya mereka bisa mengakses situs apa saja termasuk situs-situs dewasa. Selain itu terkadang anak lebih tahu banyak tentang apa pun dari internet dibandingkan dengan orang tuanya. Anak sudah bisa mengunggah foto, video, streaming, chatting, posting dan lain sebagainya. Apalagi bagi anak yang sudah menginjak usia remaja, mereka menginginkan yang namanya kebebasan.
2.4.
Peran orang tua mengawasi gaya hidup yang tidak baik kepada anak- anaknya
Sejauh ini trend gadget canggih berpengaruh buruk pada anak, terlebih tak semua remaja memiliki uang saku, fasilitas komunikasi dan transportasi yang melimpah. Beberapa kasus bunuh diri atau kejahatan yang melibatkan anak dan remaja belakangan ini ironisnya disebabkan oleh kebutuhan mereka akan barang-barang mewah seperti Smartphone. Setelah kasus penusukan kawan sekelas yang dilakukan seorang siswa SD di Bogor baru-baru ini, seorang pelajar SMP bunuh diri karena orangtuanya tak membelikan dia BlackBerry yang dimintanya.
Budaya konsumerisme saat ini sudah semakin parah, sehingga perlu adanya upaya bagaimana mengubah perilaku konsumtif menjadi produktif dan hal tersebut harus dilakukan secara masif dari lingkungan terkecil dan sejak dini. Konsumerisme, hedonisme, hilangnya rasa kesantunan dan etika bersosialisasi di kalangan anak-anak atau remaja mengakibatkan sebuah polemik yang harus ditindak lanjuti oleh semua pihak, agar jati diri bangsa tidak punah begitu saja.
Solusi yang tepat
agar dapat meminimalisir berkembangnya budaya konsumerisme adalah para orang
tua memberikan pengertian pada anak-anaknya untuk memberikan skala priotitas
yang akan dikonsumsi agar dapat digunakan secara efektif.
Tantangan orang tua semakin berat, apalagi dengan bebasnya anak mengakses internet melalui gadget atau mobile internet kapan saja dan dimana saja, mereka bebas online tanpa ada aturan. Buntutnya mereka bisa mengakses situs apa saja termasuk situs-situs dewasa. Selain itu terkadang anak lebih tahu banyak tentang apa pun dari internet dibandingkan dengan orang tuanya. Anak sudah bisa mengunggah foto, video, streaming, chatting, posting dan lain sebagainya. Apalagi bagi anak yang sudah menginjak usia remaja, mereka menginginkan yang namanya kebebasan.
Tantangan orang tua semakin berat, apalagi dengan bebasnya anak mengakses internet melalui gadget atau mobile internet kapan saja dan dimana saja, mereka bebas online tanpa ada aturan. Buntutnya mereka bisa mengakses situs apa saja termasuk situs-situs dewasa. Selain itu terkadang anak lebih tahu banyak tentang apa pun dari internet dibandingkan dengan orang tuanya. Anak sudah bisa mengunggah foto, video, streaming, chatting, posting dan lain sebagainya. Apalagi bagi anak yang sudah menginjak usia remaja, mereka menginginkan yang namanya kebebasan.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Mengikuti perkembangan zaman dengan tekhnologi yang semakin canggih adalah salah satu kesenangan tersendiri khususnya bagi para remaja yang notabenenya senang mengeksplore segala hal terbaru yang menurut mereka sangat menarik. Entah hannya sekedar ikut-ikutan trend bahkan sampai menjaadi gaya hidup. Hal ini merupakan fenomena yang terjadi saat ini dimana era digital berkembang begitu pesat dengan diciptakannya gadget canggih atau smartphone dengan fitur-fitur menarik seperti beberapa media sosial yang sedang digandrungi remaja seperti Path, twitter, instagram, facebook dll.
Ketika penggunaan gadget tak lagi seimbang sehingga banyak sekali dampak negatif yang dirasakan seperti efek kecanduan dan ketergantungan akan penggunaan gadget sehingga anak menjadi lebih malas dalam belajar. Disinilah peran orang tua atau guru sangat penting, dimana perhatian khusus harus diberikan pada sang buah hati agar jangan sampai terjerumus ke hal-hal negatif. Orang tua harus memberikan pengertian-pengertian bahwa bijaklah dalam penggunaan gadget tersebut sehingga meminimalkan resiko buruk terhadap anak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2015.Media Sosial.http://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial,11
November 2015.
Fino Yurio Kristo.2012.Tips Mengatasi Kecanduan
Fino Yurio Kristo.2012.Tips Mengatasi Kecanduan
smartphone.http://wolipop.detik.com/read/2012/03/07/161312/1860553/860/tips-mengatasi-kecanduan-smartphone,11
November 2015.
Aderina Paya.2014.Kepribadian Manusia Seutuhnya.http://aderinaahmadyani.blogspot.com/2014/01/pengaruh-gaya-hidup-modern-pada-remaja.html,11 November 2015.