Gunadarma

ug

Senin, 23 November 2015

TREND GAYA HIDUP REMAJA DI ERA GLOBALISASI

MAKALAH
“TREND GAYA HIDUP REMAJA DI ERA GLOBALISASI”










Disusun oleh :
Endah Purnama S (12315213)
Kelas        : 1TA03
Mata Kuliah : Ilmu Sosial Dasar
Dosen : Emilianshah Banowo
Universitas Gunadarma
2015




KATA PENGANTAR

Puji syukur saya sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada saya sehingga karya tulis saya yang berjudul ” Gaya Hidup” ini dapat terselesaikan tepat waktunya. Dalam penulisan karya tulis ini, saya selaku penulis mengambil banyak referensi dari berbagai sumber di internet.
Dalam karya tulis ini, saya ingin mengemukakan pendapat saya mengenai Gaya Hidup Di Era Globalisasi. Dalam makalah ini juga penulis ingin memberi opini penulis secara subjektif terhadap peran lembaga keuangan non bank terhadap pergerakan mata uang rupiah. Penulis sadar akan kekurangan wawasan penulis dalam penulisan karya tulis ini dan penulis ingin meminta maaf atas segala kekurangan terhadap penulisan tugas ini dan mohon dimaklumi.


Depok, November 2015



Penulis





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………  ii
BAB I PENDAHULUAN
          1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………………  1
          1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………………… 3
          1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………………………  3

BAB II PEMBAHASAN
          2.1 Pengertian Remaja dan Gaya Hidupnya ……………………………………….  4
          2.2 Mengetahui Gaya Hidup dan Perilaku Pelajar / Remaja Terhadap                                                  
                Penggunaan Gadget di Era Globalisasi ………………………………………… 8
          2.3 Peran Orang Tua Dalam Menyikapi Fenomena Gadget dan Media
                Sosial ……………………………………………………………………………………………………9
          2.4 Peran Orang Tua Mengawasi Gaya Hidup yang Tidak Baik Kepada
                Anak-anaknya ………………………………………………………………………………….  10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………………………….  11
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………..  12





BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

          Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakat disekitarnya. Gaya hidup dapat diartikan juga sebagai suatu seni yang dibudayakan oleh setiap orang. Gaya hidup sangat berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan teknologi. Semakin bertambahnya zaman dan semakin canggihnya teknologi, maka semakin berkembang luas pula penerapan gaya hidup oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam arti lain, gaya hidup dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi yang menjalankannya.
        Salah satu contoh gaya hidup para remaja yang mengikuti mode orang barat dalam kehidupan sehari-hari adalah masalah ” Berpakaian “. Masalah berpakaian para remaja masa kini selalu dikaitkan dengan perkembangan zaman dan teknologi. Karena, sebagian remaja Indonesia khususnya, dalam berpakaian selalu mengkuti mode yang berlaku. Bahkan yang lebih menyedihkan, di stasiun-stasiun tv banyak ditampilkan contoh gaya hidup dalam berpakaian para remaja yang mengikuti mode orang barat. Kita tahu bahwa mode yang dipakai oleh orang barat kebanyakan menyimpang dari moral. Sedangkan kita sadar bahwa Indonesia terkenal dengan kesopanannya dan budi luhurnya. Namun, sebagian remaja Indonesia kemudian meniru atau mengikuti mode orang barat tanpa memfilternya secara baik. Contoh berikutnya, gaya hidup sebagian remaja yang mengikuti budaya orang barat adalah mengkonsumsi minum – minuman keras, narkoba, dan barang haram sejenislainnya. Mereka beranggapan bahwa jika tidak mengkonsumsi barang-barang tersebut, maka ia akan dinilai sebagai masyarakat yang ketinggalan zaman atau tidak gaul. Ini adalah pengertian yang sangat salah.
Di era modern ini, memang para remaja dituntut untuk berhati – hati dalam segala hal. Baik dalam pergaulan, maupun penerapan kehidupan. Padahal jika kita teliti, minum – minuman keras dan narkoba dapat merusak kesehatan dan mental orang yang mengkonsumsinya. Tetapi mereka tidak begitu paham dengan istilah itu. Untuk itu, di zaman yang serba modern ini orang tua yang mempunyai anak remaja harus memantau pergaulan, teman-teman, dan gaya hidup yang mereka terapkan. Dan untuk para remaja harus berhati -hati dalam menerima budaya dari luar dan harus bisa memfilter budaya dari luar secara baik dan tepat.
          Berbicara mengenai remaja dengan globalisasi dewasa ini, memunculkan berbagai isu untuk terus diikuti perkembangan dan dinamikanya, juga sebagai bahan kajian yang tak kalah menarik. Era globalisasi menuntut segala aspek kehidupan dan seluruh masyarakat untuk berubah, lebih berkembang dan maju. Era globalisasi merupakan era persaingan bebas dalam segala aspek kehidupan (ekonomi, pendidikan, teknologi, dll.), pada era ini memperlihatkan suatu kondisi bahwa dunia ini sudah semakin kecil. Di dalam konteks informasi, dunia ini sudah menjadi satu, tidak ada lagi kotak-kotak yang membatasi wilayah satu dengan lainnya. Dengan adanya peran media (televisi, radio, majalah, internet) telah mempengaruhi gaya hidup dan moralitas remaja.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara/ membedakan mengetahui gaya hidup yang negatif dan positif
2. Mengetahui gaya hidup dan pengaruh terhadap pelajar/remaja terhadap penggunaan gadget
3. Pengawasan orang tua terhadap gaya hidup yang tidak baik ini

1.3 Tujuan

1. Mengetahui atau membedakan gaya hidup yang baik di era masa kini
2. Mengetahui gaya hidup dan perilaku pelajar/remaja terhadap penggunaan gadget di era globalisasi
3. Peran orang tua mengawasi gaya hidup yang tidak baik kepada anak- anakNya





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Remaja dan Gaya Hidupnya

       Masa remaja adalah masa pencarian identitas.Sedangkangaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang di ekspresikan dalam aktivitas, minat, opininya dan dimensi self orientation gaya hidup mencakup tiga kategori yaitu prinsip, status, aksi. Kita sebagai remaja mulai mencari gaya hidup yang pas dan sesuai dengan selera. Kita juga mulai mencari seorang idola atau tokoh identifikasi yang bisa dijadikan panutan, baik dalam pencarian gaya hidup, gaya bicara, penampilan, dan lain-lain demi mendapatkan status didalam pergaulannya. Imbasnya banyak kita jumpai teman-teman dengan berbagai atributnya yang sebenarnya mereka hanya meniru-niru saja. Para bintang muda yang digandrungi ternyata mampu mengubah gayahidup remaja. Disamping itu juga anak muda jaman sekarang terkesan terlihat glamour , Gaya hidup serba mewah, serba enak dan serba berkecukupan yang dianut para remaja sesungguhnya karena “diajarkan oleh idola-idola mereka yang berada di layar telivisi yang kita lihat sehari hari. Karakter dari remaja adalah mudah meniru gaya dari orang lain. Selain itu, juga dipicu oleh program-program yang ditayangkan oleh televisi. Kehidupansinetron yang kerap menampilkan hidup mewah dan cara instan telah menjadi “trend baru bagi remaja. Siapapun yang terpengaruhi dengan gaya hidup sinetron ituakan mendapat stigmatisasi “tidak gaul dan tidak funky. Sebuah stigma yang amat memalukan bagi mereka, karena itu sedapat mungkin harus dihindari.
       Kebutuhan hidup yang tercipta akibat keinginan mengejar “syahwat kenikmatan duniawi, berpadu dengan budaya instant, menyebabkan para remaja seringkali menjerumuskan diri ke dalam perilaku sesat.
Keinginan untuk memenuhi barang-barang mewah mungkin bukan terlalu menjadi masalah bagi anak-anak orang kaya. Orangtua sanggup memenuhi sebagian besar keinginan mereka. Tapi, bagaimana dengan remaja dari keluarga pas-pasan ? Ketika keinginan memiliki handphone, sementara anggaran dari orangtua tidak ada, maka remaja dari keluarga kurang mampu biasanya mengambil jalan pintas.
       Bagi yang telah “mengimani
budaya instant, cara ini dipandang paling logis. Sebaiknya remaja jangan terlalu mengikuti kehidupan yang serba wah. Kita juga harus melihat keadaan lingkungan sekitar kita. Agar kita tidak terjerumus dalam pergaulan bebas sebaiknya kita juga memilih teman yang baik agar tidak menjerumuskan kita ke hal-hal yang negatif. Itu semua tergantung dari diri remaja masing-masing.
       Pada masa remaja pengaruh idola memang sangat kuat seperti yang saya jelaskan di atas. Idola atau tokoh akan mengendalikan hidup kita yang mungkin tanpa kita sadari. Tidak bisa dimungkiri bahwa keberadaan media mutlak diperlukan. Karena pada suatu sisi media memungkinkan kita untuk tahu beragam informasi, berita, penemuan, dan hal-hal baru. Atau bisa disimpulkan bahwa sebenarnya hadirnya media berpengaruh positif dan juga negatif.
       Keberadaan media memang tidak lepas dari kepentingan pasar. Dengan demikian, kalau kita tidak selektif terhadap pesan media, kita akan menjadi korban media. Tidak salah memang ketika kita membeli sebuah produk berdasarkan informasi dari media. Namun, yang perlu diingat, seberapa perlu produk yang kita beli itu bagi diri kita. Apakah kita memang membutuhkan produk itu ataukah karena kita terpengaruh oleh iming-iming yang disampaikan oleh media.
       Tidak ada salahnya memang untuk tampil menarik seperti yang banyak diiklankan di media, dengan sebagian produk yang ditawarkan untuk membantu mewujudkan impian itu. Juga merupakan sesuatu yang wajar untuk pergi berbelanja membeli barang-barang kesukaan. Namun, yang mesti kita ingat, jangan memaksakan diri.
       Disini, peneliti mempersempit objek penelitian yang terpacu pada Handphone, Karena tidak dapat dipungkiri jangankan remaja, tapi anak-anak zaman sekarang juga sudah meiliki handphone.
Handphone (HP), mungkin benda itu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Benda elektronik ini menjadi kebutuhan bagi semua orang tak terkecuali bagi remaja. HP memiliki dampak negatif dan positif bagi remaja (pelajar).Banyak segi positif (keuntungan) karena perkembangan tersebut, tapitidak sedikit juga dampak negatif yang ditimbulkannya. Kali ini saya akan membahas tentang keuntungan Handphone dan dampak yang diakibatkan bagi pelajar, sebagai berikut :

A. DampakPositif :

1) Mempermudah komunikasi, (dengan orang tua). Peran ini memang vital terutama bagi siswa yang relatif jauh rumahnya dari sekolah dan ada kendala transportasi. Untuk itu peranan HP sangat penting sekali untuk memastikan kapan dan kapan jemputan diperlukan.
2) Mencari informasi IPTEK lewat internet, hal ini dimungkinkan dengan penemuan seri HP canggih generasi 3G yang memberikan kesempatan penggunanya untuk browsing internet lewat Handphone.
3) Memperluas jaringan persahabatan dengan mengakses jejaring sosial yang bisa kita dapatkan dengan mendownload aplikasi java yang sesuai dengan handphone kita.
4) Mempermudah kegiatan belajar, handphone yang dilengkapi feature seperti Document Viewer dapat membantu pelajar dalam mempelajari materi dalam bentuk ebook atau pdf secara portable dengan mudah.
5) Membantu pelajar untuk berlatih English conversation dengan format Mp3 atau Mp4.
6) Menghilangkan kepenatan pelajar setelah belajar dengan mendengarkan music dengan feature Mp3 player atau radio Fm.

B. Dampak Negatif :

1) Mengganggu Perkembangan Anak (Menurunnya konsentrasi belajar). Dengan canggihnya feature-feature yang tersedia di hand phone (HP) seperti : kamera, permainan (games) akan mengganggu siswa dalam menerima pelajaran di sekolah. Tidak jarang mereka disibukkan dengan menerima panggilan, sms, miscall dari teman mereka bahkan dari keluarga mereka sendiri. Lebih parah lagi ada yang menggunakan HP untuk mencontek (curang) dalam ulangan. Bermain game saat guru menjelaskan pelajaran dan sebagainya. Kalau hal tersebut dibiarkan, maka generasi yang kita harapkan akan menjadi budak teknologi.
2) Efek radiasi Selain berbagai kontroversi di seputar dampak negatif penggunaannya, penggunaan HP juga berakibat buruk terhadap kesehatan, ada baiknya siswa lebih hati-hati dan bijaksana dalam menggunakan atau memilih HP, khususnya bagi pelajar anak-anak. Jika memang tidak terlalu diperlukan, sebaiknya anak-anak jangan dulu diberi kesempatan menggunakan HP secara permanen.
3) Rawan terhadap tindak kejahatan. Ingat, pelajar merupakan salah satu target utama dari pada penjahat.
4) Sangat berpotensi mempengaruhi sikap dan perilaku siswa. Jika tidak ada kontrol dari guru dan orang tua.
5) Dengan keisengan pelajar yang labil, mereka menggunakan HP untuk saling bertukar gambar porno dan bercanda lewat sms dengan kata-kata yang menjurus porno pula. Ini adalah akibat yang paling serius dari pemilikan HP yang tak memiliki tujuan yang jelas.
6) Menambah pengeluaran ekstra alias boros, bila sebelumnya orang tua cukup memberi uang jajan dan transport setelah memiliki HP harus menambah uang beli pulsa. Dan karena sebagian besar siswa belum memiliki skala prioritas dalam pembelajaran, maka sebagaian siswa menghabiskan uang mereka untuk membeli pulsa. Mereka rela tidak jajan asal bisa ber-sms ria dengan temannya. Bahkan kebutuhan untuk membeli buku atau keperluan belajar lainnya bisa kalah dengan kebutuhan membeli pulsa.
Apalagi kalau HP hanya digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat maka hanya akan menjadi pemborosan yang saja.
Menurut Dr Imre Fejes, juru bicara tim peneliti konsentrasi dan kualitas sperma pada pria yang terkena radiasi telepon genggam berkepanjangan lebih buruk ketimbang sperma pada pria yang jarang menenteng-nenteng telepon seluler.

2.2. Mengetahui gaya hidup dan perilaku pelajar/remaja terhadap penggunaan gadget di era globalisasi

Berikut beberapa dampak negative penggunaan gadget adalah :
1. Malas belajar/kurangnya perhatian terhadap pelajaran
2. Malas membantu orang tua
3. Pancaran sinar gadget bisa membuat mata jadi susah berkedip jika terlalu lama dipakai sehingga mengakibatkan kejelian mata berkurang.
4. Lebih suka keluar rumah (misalnya pergi ke warnet/diajak jalan dengan teman lewat handphone)
5. Tidur sampai larut malam (baca BBM,Line,whatsapp,path,twitter dll)
6. Lupa waktu
7. Jarang sholat
cara mengatasinya:
a. Perlakukan Sesuai Fungsi Dasarnya
b. Membatasi Komunikasi
c. Kurangi Pemakaian Smartphone Secara Bertahap
d. Perbanyak Berbicara Secara Langsung
e. Gunakan dengan bijaksana


2.3 Peran Orang Tua dalam menyikapi fenomena Gadget dan Media Sosial

       Sejauh ini trend gadget canggih berpengaruh buruk pada anak, terlebih tak semua remaja memiliki uang saku, fasilitas komunikasi dan transportasi yang melimpah. Beberapa kasus bunuh diri atau kejahatan yang melibatkan anak dan remaja belakangan ini ironisnya disebabkan oleh kebutuhan mereka akan barang-barang mewah seperti Smartphone. Setelah kasus penusukan kawan sekelas yang dilakukan seorang siswa SD di Depok baru-baru ini, seorang pelajar SMP bunuh diri karena orangtuanya tak membelikan dia BlackBerry yang dimintanya
       Budaya konsumerisme saat ini sudah semakin parah, sehingga perlu adanya upaya bagaimana mengubah perilaku konsumtif menjadi produktif dan hal tersebut harus dilakukan secara masif dari lingkungan terkecil dan sejak dini. Konsumerisme, hedonisme, hilangnya rasa kesantunan dan etika bersosialisasi di kalangan anak-anak atau remaja mengakibatkan sebuah polemik yang harus ditindak lanjuti oleh semua pihak, agar jati diri bangsa tidak punah begitu saja. Solusi yang tepat agar dapat meminimalisir berkembangnya budaya konsumerisme adalah para orang tua memberikan pengertian pada anak-anaknya untuk memberikan skala priotitas yang akan dikonsumsi agar dapat digunakan secara efektif.
       Tantangan orang tua semakin berat, apalagi dengan bebasnya anak mengakses internet melalui gadget atau mobile internet kapan saja dan dimana saja, mereka bebas online tanpa ada aturan. Buntutnya mereka bisa mengakses situs apa saja termasuk situs-situs dewasa. Selain itu terkadang anak lebih tahu banyak tentang apa pun dari internet dibandingkan dengan orang tuanya. Anak sudah bisa mengunggah foto, video, streaming, chatting, posting dan lain sebagainya. Apalagi bagi anak yang sudah menginjak usia remaja, mereka menginginkan yang namanya kebebasan.


2.4. Peran orang tua mengawasi gaya hidup yang tidak baik kepada anak- anaknya

       Sejauh ini trend gadget canggih berpengaruh buruk pada anak, terlebih tak semua remaja memiliki uang saku, fasilitas komunikasi dan transportasi yang melimpah. Beberapa kasus bunuh diri atau kejahatan yang melibatkan anak dan remaja belakangan ini ironisnya disebabkan oleh kebutuhan mereka akan barang-barang mewah seperti Smartphone. Setelah kasus penusukan kawan sekelas yang dilakukan seorang siswa SD di Bogor baru-baru ini, seorang pelajar SMP bunuh diri karena orangtuanya tak membelikan dia BlackBerry yang dimintanya.
       Budaya konsumerisme saat ini sudah semakin parah, sehingga perlu adanya upaya bagaimana mengubah perilaku konsumtif menjadi produktif dan hal tersebut harus dilakukan secara masif dari lingkungan terkecil dan sejak dini. Konsumerisme, hedonisme, hilangnya rasa kesantunan dan etika bersosialisasi di kalangan anak-anak atau remaja mengakibatkan sebuah polemik yang harus ditindak lanjuti oleh semua pihak, agar jati diri bangsa tidak punah begitu saja.
       Solusi yang tepat agar dapat meminimalisir berkembangnya budaya konsumerisme adalah para orang tua memberikan pengertian pada anak-anaknya untuk memberikan skala priotitas yang akan dikonsumsi agar dapat digunakan secara efektif.
       Tantangan orang tua semakin berat, apalagi dengan bebasnya anak mengakses internet melalui gadget atau mobile internet kapan saja dan dimana saja, mereka bebas online tanpa ada aturan. Buntutnya mereka bisa mengakses situs apa saja termasuk situs-situs dewasa. Selain itu terkadang anak lebih tahu banyak tentang apa pun dari internet dibandingkan dengan orang tuanya. Anak sudah bisa mengunggah foto, video, streaming, chatting, posting dan lain sebagainya. Apalagi bagi anak yang sudah menginjak usia remaja, mereka menginginkan yang namanya kebebasan.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

       Mengikuti perkembangan zaman dengan tekhnologi yang semakin canggih adalah salah satu kesenangan tersendiri khususnya bagi para remaja yang notabenenya senang mengeksplore segala hal terbaru yang menurut mereka sangat menarik. Entah hannya sekedar ikut-ikutan trend bahkan sampai menjaadi gaya hidup. Hal ini merupakan fenomena yang terjadi saat ini dimana era digital berkembang begitu pesat dengan diciptakannya gadget canggih atau smartphone dengan fitur-fitur menarik seperti beberapa media sosial yang sedang digandrungi remaja seperti Path, twitter, instagram, facebook dll.
       Ketika penggunaan gadget tak lagi seimbang sehingga banyak sekali dampak negatif yang dirasakan seperti efek kecanduan dan ketergantungan akan penggunaan gadget sehingga anak menjadi lebih malas dalam belajar. Disinilah peran orang tua atau guru sangat penting, dimana perhatian khusus harus diberikan pada sang buah hati agar jangan sampai terjerumus ke hal-hal negatif. Orang tua harus memberikan pengertian-pengertian bahwa bijaklah dalam penggunaan gadget tersebut sehingga meminimalkan resiko buruk terhadap anak.





DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2015.Media Sosial.http://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial,11 November 2015.
Fino Yurio Kristo.2012.Tips Mengatasi Kecanduan

Aderina Paya.2014.Kepribadian Manusia Seutuhnya.
http://aderinaahmadyani.blogspot.com/2014/01/pengaruh-gaya-hidup-modern-pada-remaja.html,11 November 2015.


Kamis, 19 November 2015

Perkembangan Rumah Adat di Era Modern


Makalah
Ilmu Sosial Dasar


“Perkembangan Rumah Adat di Era Modern”






Ditulis Oleh :
Endah Purnama .S. (12315213)





Kelas 1TA03
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Jurusan Teknik Sipil
Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar
Dosen : Bpk. Emilianshah Banowo


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa saya penulis panjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para umatnya yang insyaallah setia sampai akhir jaman. Makalah ini disusun guna melengkapi tugas Ilmu Sosial Dasar. Dalam penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, saya telah berusaha untuk dapat memberikan serta mencapai hasil yang semaksimal mungkin dan sesuai dengan harapan, walaupun di dalam pembuatannya saya menghadapi berbagai kesulitan karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang saya miliki.

Oleh sebab itu pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya khususnya kepada Bapak Emilianshah Banowo selaku dosen Ilmu Sosial Dasar. Saya menyadari bahwa dalam penulisan dan pembuatan penulisan ilmiah ini, masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat saya butuhkan untuk dapat menyempurnakannya di masa yang akan datang. Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan teman-teman maupun pihak lain yang berkepentingan.



Depok,19 Oktober 2015

Hormat saya,


Endah Purnama .S.
NPM: 12315213

DAFTAR ISI
JUDUL
PERNYATAAN
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1          Latar Belakang………………………………………………………………………………………1
1.2          Tujuan…………………………………………………………………………………………………….1
1.3          Sasaran…………………………………………………………………………………………………..1
BAB 2 PERMASALAHAN
2.1       Perkembangan rumah adat di era modern………………………………………2
BAB 3 PEUNUTUP
3.1       Kesimpulan……………………………………………………………………………………………..3
3.2       Rekomendasi………………………………………………………………………………………….3











BAB 1
PENDAHULUAN
1.  Latar Belakang
Rumah adat adalah suatu peninggalan jaman dahulu dari para leluhur Indonesia yang harus dilestarikan dan tidak boleh dilupakan. Akan tetapi sekarang ini popularitas dari rumah adat semakin menurun karena orang-orang lebih menyukai untuk melihat bangunan-bangunan modern. Misalnya rumah adat joglo yang sekarang ini mulai terlupakan. Rumah adat atau bangunan jaman dahulu sangat kokoh karena dibangun dengan bahan-bahan bangunan yang berkualitas sangat baik. Rumah adat merupakan aset bangsa yang tidak ternilai harganya.
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kebudayaan yang sangat beraneka ragam baik jumlahnya maupun keanekaragamannya. Karena keanekaragaman tersebutlah indonesia menjadi daya tarik bangsa lain dari belahan dunia untuk mengetahuinya bahkan tidak sedikit mereka juga mempelajarinya karena selain beraneka ragam budaya Indonesia dikenal sangat unik.Budaya juga merupakan identitas bangsa yang harus dihormati dan dijaga serta perlu dilestarikan agar kebudayaan kita tidak hilang dan bisa menjadi warisan anak cucu kita kelak.
Hal ini tentu menjadi tanggungjawab para generasi muda dan juga perlu dukungan dari berbagai pihak, karena ketahanan budaya merupakansalah satu Identitas suatu negara. Kebanggaan bangsa indonesia akan budaya yang beraneka ragam sekaligusmengundang tantangan bagi seluruh rakyat untuk mempertahankan budaya lokal agar tidak hilang ataupundicuri oleh bangsa lain. Sudah banyak kasus bahwa budaya kita banyak yang dicuri karena ketidakpedulian paragenerasi penerus, dan ini merupakan pelajaran berharga karena Kebudayaan Bangsa Indonesia adalah hartayang mempunyai nilai yang cukup tinggi di mata masyarakat dunia.Dengan melestarikan budaya lokal kita bisa menjaga budaya bangsa dari pengaruh budaya asing, danmenjaga agar budaya kita tidak diakui oleh Negara lain.
Seiring berkembangnya zaman,menimbulkan perubahan pola hidup masyarakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilihkebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal.Begitu banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, misalnyamasuknya budaya asing. Masuknya budaya asing adalah hal yang wajar dikarenakan suatu negara tentu akan membutuhkan input-input berupa budaya asing dengan syarat budaya itu sejalan dengan budaya kita ini.
Melihat kenyataan bahwa para generasi muda bangsa Indonesia saat ini lebih memilih kebudayaan asing yang mereka anggap lebih menarik ataupun lebih unik dan praktis, kebudayaan lokal banyak yang luntur akibat tidak ada generasi penerus yang akan mewarisinya. Perlunya menumbuhkan kesadaran akan pentingnya budaya yang mana kebudayaan Indonesia adalah budaya-budaya lokal adalah kewajiban setiap lapisan masyarakat, dimana peran setiap mereka yang terus berusaha untuk mewarisi kekuatan budaya lokal akan menjadi kekuatan budaya itu untuk tetap ada.









2.  Tujuan
Agar semakin banyak orang yang menyadari kan pentingnya melestarikan kebudayaan Indonesia. Karena sangatlah penting untuk diketahui sebab hal tersebut merupakan bagian dari kebudayaan kita yang patut untuk tetap dilestarikan keberadaannya hingga nanti. Ya paling tidak kita mengetahui sekilas informasinya untuk kemudian dilestarikan kepada anak cucu penerus bangsa berikutnya. So pasti semoga artikel penulis sekarang ga kalah bermanfaat bagi kita semua layaknya

3.  Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai yaitu agar setiap pembaca mengetahui pentingnya peran kampus dalam pembahasan pembangunan terhadap kebudayaan, dan menjadikan para pembaca ikut serta dalam memikirkan pembangunan terhadap budaya khususnya para remaja.








BAB 2
PERMASALAHAN

Perkembangan Rumah Adat di Era Modern
Rumah adat Kudus atau Joglo Pencu disebut juga Joglo Kudus adalah Rumah tradisional asal Kudus salah satu rumah tradisional yang mencerminkan perpaduan akulturasi kebudayaan masyarakat kudus. Rumah adat Kudus memiliki simbol sejarah monumental. Keberadannya patut dipertahankan. Simbol sejarah ini sebagai ciri khas bentuk rumah yang hanya bisa ditemukan di daerah Kudus. Namun, kenyataannya rumah adat yang dikenal dengan Joglo Pencu ini semakin lama terancam keberadaannya. Hanya sebagian kecil dari masyarakat (pemilik) yang peduli dan mempertahankan bangunan rumah adat Kudus.
Rumah adat kudus atau Joglo Pencu sendiri merupakan simbol dari wujud akulturasi kebudayaan Hindu dengan Islam. Keberadanan rumah adat di kudus sendiri idak lepas dari seorang tokoh yang bernama Telingshinng. Beliau adalah seorang sodagar atau pedagang dari China yang mukim dan menetap di Kudus.
Rumah Adat Kudus memiliki atap genteng yang disebut “Atap Pencu”, dengan bangunan yang didominasi seni ukir empat dimensi (4D) khas kabupaten Kudus yang merupakan perpaduan gaya dari budaya Jawa (Hindu), Persia (Islam), Cina (Tionghoa) dan Eropa (Belanda).
 Rumah ini diperkirakan mulai dibangun sekitar tahun 1500-an Masehi dengan 95% kayu Jati asli. Joglo Kudus mirip dengan Joglo Jepara tetapi perbedaan[2] yang paling kelihatan adalah bagian pintunya, Joglo Kudus hanya memiliki 1 pintu sedangkan Joglo Jepara memiliki 3 pintu.
Joglo Pencu memiliki 4 (empat) tiang penyangga dan 1 (satu) tiang besar yang dinamakan soko geder yang melambangkan bahwa Allah SWT bersifat Esa. rumah adat Kudus Joglo Pencu memiliki 3 bagian ruangan yang disebut Jogo Satru, Gedongan, dan Pawon.
Jogo Satru adalah nama untuk bagian depan dari rumah tersebut. Secara makna kata Jogo Satru bisa diterjemahkan jogo artinya menjaga dan Satru artinya musuh. Namun untuk sehari-hari Ruangan ini sering digunakan sebagai tempat menerima tamu yang berkunjung.
Gedongan adalah bagian ruang keluarga. Ruangan ini biasa digunakan untuk tempat tidur kepala keluarga.
Pawon Untuk Pawon sendiri letaknya berada pada bagian samping. biasa digunakan untuk masak, belajar dan melihat televisi. “Untuk halaman depan rumah, terdapat sumur pada sebelah kiri yang dinamakan Pakiwan
Keunikan dan keistimewaan Rumah Adat Kudus (Joglo Kudus) tidak hanya terletak pada keindahan arsitekturnya yang didominasi dengan seni ukir sederhana, tetapi juga pada kelengkapan komponen-komponen pembentuknya yang memiliki makna filosofis berbeda-beda.
Pertama, bentuk dan motif ukirannya mengikuti pola kala (binatang sejenis laba-laba berkaki banyak), gajah penunggu, rangkaian bunga melati (sekar rinonce), motif ular naga, buah nanas (sarang lebah), motif burung phoenix, dan lain-lain.
Kedua, tata ruang rumah adat yang memiliki jogo satru/ruang tamu dengan soko geder-nya/tiang tunggal sebagai simbol bahwa Allah SWT bersifat Esa/Tunggal.
Ketiga, gedhongan dan senthong/ruang keluarga yang ditopang empat buah soko guru/tiang penyangga. Keempat tiang tersebut adalah simbol yang memberi petunjuk bagi penghuni rumah supaya mampu menyangga kehidupannya sehari-hari dg mengendalikan 4 sifat manusia: amarah, lawwamah, shofiyah, dan mutmainnah.
Keempat, pawon/dapur di bagian paling belakang bangunan rumah.
Kelima, pakiwan (kamar mandi) sebagai simbol agar manusia selalu membersihkan diri baik fisik maupun rohani.
Keenam, tanaman di sekeliling pakiwan, antara lain: pohon belimbing, yang melambangkan lima rukun Islam; pandan wangi, sebagai simbol rejeki yang harum/halal dan baik bunga melati, yang melambangkan keharuman, perilaku yang baik dan budi pekerti luhur, serta kesucian, bersambung ke hal berikutnya









BAB 3
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1.    Kesimpulan
Seiring dengan perkembangan masyarakat, keberadaan rumah adat Kudus sendiri sebagai penentu tingkat perekonomian seseorang. Tidak dapat dipungkiri untuk pengrajin yang membuat rumah adat ini mematok harga yang sangat mahal, sehingga hanya sebagian kecil masyarakat dengan tingkat perekonomian menengah ke atas yang bisa membelinya.
Sedangkan kelemahan budaya lokal adalah kurangnya sumber informasi yang dibukukan, sehingga tidak ada sumber yang bisa dijadikan acuan atau referensi dalam pengenalan budaya lokal tersebut. Dibutuhkan sebuah kajian, jika ada yang tahu sepenggal dan memberanikan diri untuk menulis dan tanpa ada sumber yang jelas adalah kesalahan Indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak sekali kebudayaan, dan kebudayaan tersebut berbentuk kebudayaan lokal. Budaya asing yang terus masuk tanpa terbengdung ke Indonesia dapat mengikis ataupun melunturkan budaya lokal yang terdapat di Indonesia, sehingga upaya-upaya harus dilakukan dalam menanggulangi permasalahan tersebut sehingga budaya Indonesia dapat tetap ada. Berbagai cara dapat dilakukan dalam melestarikan budaya, namun yang paling penting yang harus pertama dimiliki adalah menumbuhkan kesadaran serta rasa memiliki akan budaya tersebut, sehingga dengan rasa memiliki serta mencintai budaya akan membuat orang mempelajarinya sehingga budaya akan tetap ada karena pewaris kebudayaan akan terus ada.


Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan budaya, diantaranya yaitu:

1.      Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya budaya sebagai jati diri bangsa
2.      Ikut melestarikan budaya dengan cara berpartisipasi dalam pelaksanaannya
3.      Mempelajarinya
4.      Mensosialisasikan kepada orang lain sehingga mereka tertarik untuk ikut menjaga atau melestarikannya


2.    Rekomendasi

Tugas utama yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan, melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan mengharumkan nama Indonesia. Dan juga supaya budaya asli negara kita tidak diklaim oleg negara lain.







Daftar Pustaka
Anonim.2015.”Melestarikan Nilai Budaya Rumah Adat”.http://www.desainrumahsederhana.com/melestarikan-nilai-budaya-rumah-adat/.Diakses pada Kamis, 8 Oktober 2015 jam 19.08.
Anonym.2014.”Joglo Kudus”.https://id.wikipedia.org/wiki/Joglo_Kudus/.Diakses pada Kamis,8 Oktober 2015 jam 19.18.
Rantau Indramawan.2013.”Upaya Melestarikan Budaya Bangsa”. http://iindramawan.blogspot.co.id/2013/03/upaya-melestarikan-budaya-bangsa.html/. Diakses pada Senin, 12 Oktober 2015 jam 08.03.
Ricky Agusta.2013.” Pengertian dan Fungsi Rumah Adat Sudut Pandang Penulis”. http://indonesiakuterbaru.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-definis-fungsi-rumah-adat.html/. Diaskses pada, Senin 12 Oktober 2015 jam 08.08.