DEFINISI TRANSPORTASI DARAT AIR UDARA
1.1 Transportasi darat
adalah segala bentuk transportasi
menggunakan jalan untuk mengangkut penumpang atau barang.
Transportasi darat: kendaraan bermotor, kereta api, gerobak
yang ditarik oleh hewan (kuda, sapi,kerbau), atau manusia.
Moda transportasi darat dipilih berdasarkan faktor-faktor:
– Jenis dan spesifikasi kendaraan
– Jarak perjalanan
– Tujuan perjalanan
– Ketersediaan moda
– Ukuran kota dan kerapatan permukiman
– Faktor sosial-ekonomi
1.2 Alat
transportasi air
adalah kendaraan atau alat angkut yang digunakan di air,
mencakup kapal, perahu, kapal bantalan udara, dan kapal selam
Transportasi air (sungai, danau, laut): kapal,tongkang,
perahu, rakit.
1.3 Dasar
ketentuan yang mengatur moda angkutan udara
adalah Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dimana Penerbangan
didefinisikan sebagai satu kesatuan sistem yang terdiri atas pemanfaatan
wilayah udara, pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi
penerbangan, keselamatan dan keamanan, lingkungan hidup, serta fasilitas
penunjang dan fasilitas umum lainnya. Moda Udara yang dinyatakan sebagai
pesawat udara didefinikan sebagai setiap mesin atau alat yang dapat terbang di
atmosfer karena gaya angkat dari reaksi udara, tetapi bukan karena reaksi udara
terhadap permukaan bumi yang digunakan untuk penerbangan.Transportasi udara:
pesawat terbang.
MODA TRANSPORTASI UDARA DARAT LAUT
2.1 Moda Transportasi Air
Jalan untuk transportasi air umumnya bersifat alami (laut,
sungai), tetapi dapat pula buatan manusia (kanal/saluran, anjir).
Termasuk dalam moda transportasi air adalah :
Pelayaran
rakyat
Pelayaran
antar pulau
Pelayaran
samudra, baik domestik maupun internasional
Prasarana lain (selain laut/sungai) adalah pelabuhan, yang
merupakan simpultransportasi laut dengan darat.Karena sifatnya sebagai tempat
peralihan moda transportasi, maka pelabuhanharus disambung dengan sistem
transportasi darat, dan dilengkapi dengan berbagai macam kemudahan.
Ada beberapa persyaratan tertentu bagi pelabuhan, sebagai ciri
pelabuhanyang baik :
a. Pelabuhan harus mampu melindungi kapal dari iklim buruk
selama ada di pelabuhan.
b.Kedalaman air harus cukup, agar kapal tetap terapung
walaupun airsedang surut.
c. Pelabuhan harus menjamin kemudahan perpindahan barang dan
penumpang.Sebagai sarana transportasi air, bentuk maupun ukuran kendaraan air
haruscukup beragam, mulai dari perahu dayung yang sangat sederhana,
rakit,sampai kapal laut dengan daya angkut yang besar.
Kapal dapat dikelompokkan dalam :
a.Kapal berukuran kecil, untuk pesiar dan olah raga
b.Kapal Dagang, untuk mengangkut penumpang dan/atau barang
c.Kapal penolong atau untuk kegunaan khusus (kapal keruk,
kapal patroli,kapal pemandu, kapal penarik/tug boat)Transportasi laut umumnya
bersifat regional, bahkan internasional, banyakdiantaranya mencakup perjalanan
yang sangat jauh.
Bagi angkutan barang, transportasi air masih tetap memegang
peranan penting, karena daya angkut kapal yang sangat besar, sehingga
dapatmenekan biaya. Transportasi air khususnya cocok dan efisien untuk lalu
lintas penghubung antara pelabuhan dengan sistem angkutan lain yangmenggunakan
bargas atau perahu untuk membongkar dan muat barang daridan ke kapal.
2.2 Moda Transportasi Udara
Ciri istimewa transportasi udara adalah cepat, yang dalam hal
ini dilakukandengan menggunakan pesawat terbang, baik untuk orang maupun
barang.Pesawat terbang tidak hanya mampu bergerak sangat cepat, tetapi
jugamampu terbang lurus melintasi berbagai rintangan alam yang tidak
teratasioleh transportasi darat dan air.Bandar udara atau pelabuhan udara
termasuk salah satu kemudahantransportasi yang tidak dapat berada dekat atau
berbatasan dengan kotakarena alasan keamanan penerbangan dan pencemaran suara
terhadaplingkungannya. Bandar udara adalah terminal angkutan yang menuntut
saranadan prasarana yang jauh lebih lengkap dibandingkan dengan
terminalangkutan darat.Lintasan penerbangan adalah angkasa yang bebas dan
lurus, namun yangdalam kenyataannya harus diatur guna menghindari
kecelakaan.Lintasan penerbangan berupa lorong angkasa yang ditentukan oleh
batasketinggian, kerendahan dan lebar bidang datarnya, sehingga membentuklorong
bertingkat dan berjajar di angkasa.Pengawasan pergerakan lalu lintas udara
diatur dalam dua peraturan, yaituVisual Flight Rule (VFR) dan Instrument Flight
Rule (IFR)
2.3 Moda Transportasi Darat
Moda transportasi darat menggunakan medium yang terletak di
daratan, baik bawah tanah (subway) maupun melayang (flyover).
Moda transportasi daratdapat dibagi menjadi :
a.Transportasi jalan raya (angkutan melalui jalan)
bTransportasi jalan rel (angkutan melalui rel)
cTransportasi pipa (angkutan melalui pipa)
d.Transportasi gantung ( angkutan melalui kabel)
Catatan : Angkutan sungai, danau dan penyeberangan (ferry)
dianggapsebagai moda darat, karena kedekatannya dengan moda darat yanglain
a.Transportasi Jalan Raya
Dua unsur pokok
transportasi jalan raya adalah jalan dan kendaraan(bermotor).
1)Karakteristik dan keunggulan transportasi jalan raya :
Melayani
angkutan dari rumah ke rumah (door to door service),dapat menjangkau seluruh
pelosok daratan
Memberi
kebebasan bagi pengendara dalam ruang dan waktu
Mudah
dikembangkan
Biaya
operasi lebih murah
2)Kelemahan/kekurangan transportasi jalan raya :
Tidak
efisien
Pemborosan
energi
Tingkat
keselamatan rendah
Menimbulkan
polusi udara, khususnya di perkotaan
Membutuhkan
tempat parkir, yang sulit disediakan di perkotaan
3)Keuntungan lain :
Dapat
membuka, membangkitkan dan mengembangkan wilayah
Menaikkan
nilai lahan/tanah
Melindungi
kawasan atau kota (contoh : jalan arteri, by pass)
b.Transportasi Jalan Rel
Untuk transportasi
jalan rel dengan menggunakan sarana keretaapi/disel/listrik,
ada tiga unsur utama, yaitu :
Prasarana,
berupa rel
Stasiun
Kendaraan/kereta
Dari ketiga hal di atas, biaya pembuatan prasarana adalah yang
termahal.
Kelebihan transportasi jalan rel :efisien dan ekonomis.
Kekurangannya :
Padat modal
Banyak
dipengaruhi oleh peraturan (regulasi) dan politik
Catatan lain mengenai jalan rel :
Sebagai
angkutan jarak menengah, urban dan suburban
Lebih
ramah lingkungan apabila rel dijalankan atau digerakkan denganlistrik
Kecepatan
rel dapat mencapai kecepatan 60 sampai dengan 160km/jam, bahkan untuk kereta
rel cepat memiliki kecepatan antara 200sampai 400 km/jam
c.Transportasi Pipa
Digunakan untuk mengangkut barang cair (air, minyak), gas,
benda padat(batu bara, kapur, biji-bijian, dan sebagainya). Sarana-sarana pipa
biasanya ditanamkan di dalam tanah, mengikuti jaringan jalan raya,seperti pipa
air minum dan gas, dan ditempatkan pada daerah milik
jalan(damija).Keunggulan transportasi pipa :
Barang
cair yang diangkut melalui pipa akan lebih mudah dan lebihmurah.
Mengurangi
beban jaringan atau kereta api.Daya penggerak barang dalam transportasi pipa
adalah pompa tekan ataugaya gravitasi.
d.Transportasi Gantung
Jenis
transportasi ini biasanya untuk keperluan khusus, seperti wisata, dan bukan
untuk keperluan sehari-hari. Di negara maju, sistem transportasigantung lebih
banyak dikelola oleh pihak swasta.Sarana yang dibutuhkan adalah : gerbong
pengangkut, dan rel untukmerentangkan kabel baja yang dikendalikan dari
terminal.Akibat kemajuan teknologi transportasi dan mengingat sempitnya lahan
didaerah perkotaan dewasa ini, maka transportasi gantung banyakdigunakan
2.4. Elemen-elemen Teori Antrian
Elemen sistem antrian merupakan komponen yang merupakan bagian atau anggota dari sistem antrian, yaitu :
Elemen sistem antrian merupakan komponen yang merupakan bagian atau anggota dari sistem antrian, yaitu :
3.1. Pelanggan
Pelanggan adalah orang atau barang yang menunggu untuk
dilayani. Arti dari pelanggan tidak harus berupa orang, misalnya saja antrian
pada loket pembayaran di supermarket, orang yang menunggu giliran membayar
termasuk pelanggan, begitu juga barang-barang yang menunggu untuk dihitung oleh
kasir juga dapat dikatakan sebagai pelanggan.
3.2. Pelayan
Pelayan adalah orang atau sesuatu yang memberikan pelayanan.
Seperti halnya pelanggan, pelayan juga tidak harus berupa orang. Misalnya pada
pengambilan uang melalui ATM, mesin ATM dalam hal ini merupakan pelayan.
3.3. Antrian
Antrian merupakan kumpulan pelanggan yang menunggu untuk
dilayani. Antrian tidak harus merupakan garis tunggu yang memanjang. Misalnya
saja antrian pada panggilan telepon, tidak berupa garis tunggu seperti yang
kita jumpai pada antrian di pembelian tiket bioskop.
CONTOH
KASUS
3.1 Abstrak
Biaya transportasi merupakan komponen yang sangat
signifikan, rata –
rata 15 %– 20%, bahkan di Jakarta dapat mencapai
25%-30% dari pengeluaran
biaya rumah tangga. Di Kota Jakarta sudah
disediakan beberapa jenis transportasi
umum dan penumpang bebas memilih jenis
transportasi mana yang digunakan
untuk menuju ke tempat yang disediakan. Jenis
transportasi di kota besar yang
rutenya bisa direpresentasikan sebagai graph
antara lain, bus Transjakarta dan
KRL commuter line.
Penentuan rute terpendek pada jaringan
transportasi umum dapat
ditentukan dengan algoritma Dijkstra. Jalur
transportasi di anggap sebagai graph
berarah dan berbobot, titik merepresentasikan
sebuah tempat pemberhentian
kendaraan, dan sisi sebagai jalur kendaraan. User
menginput tempat awal dan
tempat tujuan, rute terpendek dari titik awal ke
semua titik yang ada ditentukan
dengan algoritma Dijkstra, sehingga output berupa
rute terpendek dari tempat
awal menuju tempat tujuan dapat ditemukan.
Perhitungan rute terpendek yang dipilih dari
beberapa alternatif rute secara
manual menghasilkan nilai yang sama dengan
menggunakan Aplikasi Penentuan
Rute Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra
sehingga aplikasi tersebut
layak untuk digunakan.
3.2 Latar Belakang
Permasalahan transportasi pada kota besar yang
mempunyai jaringan
transportasi yang rumit umumnya sama. orang sering
mengetahui rute perjalanan
ke tempat yang biasa di kunjunginya, akan tetapi
jika tempat tujuan tersebut
belum pernah dikunjungi rata - rata mereka sering
kesulitan untuk menentukan
rute untuk mencapai tempat tersebut (Chiu et al,
2005). selama ini orang akan
bertanya kepada orang lain yang mengetahui betul
jaringan transportasi di kota
tersebut.
Biaya transportasi merupakan komponen yang sangat
signifikan, rata –
rata 15 %– 20%, bahkan di Jakarta dapat mencapai
25%-30% dari pengeluaran
biaya rumah tangga. Dengan adanya sistem penentuan
rute terpendek diharapkan
dapat mengefektifkan biaya perjalanan.
Di Kota Jakarta sudah disediakan beberapa jenis
transportasi umum dan
penumpang bebas memilih jenis transportasi mana
yang digunakan untuk menuju
ke tempat yang disediakan. Jenis transportasi di
kota besar yang rutenya bisa
direpresentasikan sebagai graph antara lain, bus
Transjakarta dan KRL commuter
line. Dua moda transportasi tersebut memiliki ciri
khas di banding alat
tramsportasi lainnya, yaitu memiliki tempat
pemberhentian yang sudah
ditentukan. Sehingga rute dapat digambarkan
menyerupai sebuah graph. Selain itu
penumpang sering mengalami kesulitan menentukan
rute terpendek, dan sulit
menentukan lokasi tempat untuk berganti dengan
moda transportasi lain.
Permasalahan di atas dapat diselesaikan dengan
membuat suatu sistem
yang dapat menjawab semua pertanyaan penumpang
yang dapat menentukan jalur
transportasi umum yang dikehendaki. Sistem ini
sekaligus dapat menentukan rute
terpendek sehingga penumpang tidak perlu menempuh
jarak yang jauh untuk
mencapai tujuannya.
Penentuan jalur terpendek dipilih menggunakan algoritma
Dijkstra.
Algoritma ini dapat menentukan jalur terpendek
dari graph berbobot yang
bobotnya bernilai lebih besar dari nol (positif),
dari titik awal ke semua titik yang
dikehendaki, sehingga nantinya akan ditemukan
jalur terpendek dari titik awal dan
titik tujuan yang diinputkan. Untuk mempermudah
penggunaan sistem ini, maka
calon penumpang hanya menginputkan tentang
Informasi titik awal, dan titik
tujuan. Setelah itu akan ada output tentang
informasi kepada penumpang tersebut
untuk naik kendaraan umum, dan kalau perlu transit
atau pindah jalur juga akan di
informasikan tempat transitnya, dan tempat turun
penumpang sesuai tujuannnya.
Hal tersebut yang mendasari pentingnya penelitian
tentang penentuan rute
terpendek menggunakan Algoritma Dijkstra, untuk
membantu masyarakat dalam
penggunaan transportasi umum.
3.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang sebelumnya peneliti
merumuskan
permasalahan penelitian yaitu
1. Penentuan rute terpendek jalur transportasi
umum dari input tempat asal
sampai tujuan.
2. Menghitung jarak tempuh dari tempat asal sampai
tujuan.
3. Membuat prototype untuk menentukan jalur
terpendek bila menggunakan
transportasi umum.
4.4 Batasan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi sebagai
berikut:
1. Untuk memudahkan penelitian akan dipilih suatu
jaringan transportasi umum
yang sudah ada yaitu jaringan kereta api KRL
commuter line dan bus
Transjakarta.
2. Dalam penentuan rute terpendek menggunakan
algoritma Dijkstra dengan
titik awal adalah tempat asal penumpang, dan titik
akhir adalah tujuan akhir
penumpang.
3.4 Algoritma Dijkstra
Algoritma ini diberi nama sesuai nama penemunya,
Edsger Wybe Dijkstra.
Algoritma Dijkstra mencari lintasan terpendek
dalam sejumlah langkah.
Algoritma ini menggunakan prinsip Greedy yang
menyatakan bahwa pada setiap
langkah kita memilih sisi yang berbobot minimum
dan memasukkannya ke dalam
himpunan solusi
Input algoritma ini adalah sebuah graph berarah
yang berbobot (weighted directed
graph) G dan sebuah sumber vertex s dalam G dan V
adalah himpunan semua
vertices dalam graph G (Rosen,1999):
Properti
algoritma Dijkstra:
1. Matriks ketetanggaan M[mij]
mij = bobot sisi (i, j)
mii = 0
mij = ∞, jika tidak ada sisi dari simpul i ke
simpul j
2. Larik S = [si] yang dalam hal ini,
si = 1, jika simpul i termasuk ke dalam lintasan
terpendek
si = 0, jika simpul i tidak termasuk ke dalam
lintasan terpendek
3. Larik/tabel D = [di] yang dalam hal ini,
di = panjang lintasan dari simpul awal s ke simpul
i
Algoritma Lintasan Terpendek Dijkstra (Mencari
lintasan terpendek dari
simpul a ke semua simpul lain)
Langkah 0 (inisialisasi):
- inisialisasi si = 0 dan di = mai untuk i = 1, 2,
..., n
Langkah 1:
- isi sa
dengan 1 (karena simpul a adalah simpul asal lintasan terpendek,
jadi sudah pasti terpilih)
- isi da
dengan ∞ (tidak ada lintasan terpendek dari simpul a ke a)
Langkah 2, 3, ..., n:
- cari j sedemikian sehingga sj = 0 dan dj =
min{d1, d2, ..., dn}
- isi sj dengan 1
perbarui di
, untuk i = 1, 2, 3, …, n dengan:
di (baru) =
min{di (lama), dj + mji }.
KESIMPULAN
Transportasi adalah usaha memindahkan,
menggerakkan, mengangkut,
atau mengalihkan suatu obyek dari suatu tempat ke
tempat lain agar lebih
bermanfaat atau berguna untuk tujuan tertentu.
Pengertian sistem transportasi
secara operasional yaitu masalah masalah yang
berhubungan dengan perpindahan
barang dan atau orang (dengan memakai energi) yang
bermanfaat bagi manusia
(Kadir, 2006). Sedangkan pengertian transportasi
kota adalah transportasi yang
dilakukan di dalam suatu kota.
Transportasi umum mempunyai permasalahan yang sama
dalam hal ini
mengenai kebingungan penumpang menentukan rutenya.
Dalam sebuah kota
besar dengan jaringan transportasi yang rumit,
penumpang sering tidak tahu
bagaimana cara untuk mencapai tempat tujuan mereka
kecuali tempat tersebut
sering dikunjungi. Selain itu, setiap penumpang
mungkin ingin merencanakan rute
tercepat atau yang paling ekonomis untuk tujuan
mereka (Chiu et al, 2005)
Penelitian ini mengambil beberapa permasalahan
penumpang yang akan
menempuh perjalanan dari satu tempat ke tempat
lain di kota Jakarta. Misal
penumpang akan bepergian dari stasiun Bekasi ke
Halte Blok M maka penumpang
tersebut akan mempunyai berbagai macam alternatif
transportasi umum yang akan
di pilihnya.
Penumpang dapat memilih jenis transportasi apa
yang dipilihnya dan jalur
mana yang akan dilewati. Bila penumpang tersebut
tidak mengetahui jaringan
kereta api KRL commuter line dan rute dari bus
Transjakarta tentunya sulit
menentukan jurusan kereta api dan bus Transjakarta
yang akan dinaikinya untuk
mencapai tempat tujuan. Tentunya sangat sulit
menghafal kereta dan bus
Transjakarta yang melayani tersebut. Hal ini
sering terjadi pada penumpang yang
dalam menempuh perjalanan harus berganti dengan
jenis transportasi lainnya.