KESENIAN
REOG PONOROGO DI INDONESIA
Manusia adalah makhluk sosial
yang diciptakan oleh Tuhan yang hidup secara berkelompok. Sebagai makhluk
sosial manusia tidak bisa hidup sendiri karena mereka harus berinteraksi dan
beradaptasi dengan manusia lainnya.
Sifat-sifat manusia ada 3 diantaranya: sanguinis, melankolis, koleris dan plegmatis.
Sifat-sifat manusia ada 3 diantaranya: sanguinis, melankolis, koleris dan plegmatis.
Manusia adalah makhluk yang
berbudaya, budaya adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya
untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu
hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu
berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak
menyandang gelar manusia berbudaya.
Budaya berasal dari kata Budaya
yang artinya daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa dan Kebudayaan
yang artinya hasil dari cipta, rasa dan karsa. Kebudayaan Berasal Dari Kata
Sansekerta “BUDDHAYAH “ , yang merupakan bentuk jamak dari kata “BUDDHI” yang
berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai
“hal-hal yang bersangkutan dengan budhi atau akal”
Culture, merupakan istilah bahasa
asing yang sama artinya dengan kebudayaan, berasal dari kata latin “colere”
yang berarti mengolah atau mengerjakan (Mengolah tanah atau bertani). Dari asal
arti tersebut yaitu “colere” kemudian “culture” diartikan sebagai segala daya
dan kegiatan manusia untuk mengolah dan merubah alam. Masing-masing suku
mempunyai etos kebudayaannya masing-masing yang mungkin saja berbeda sangat
mencolok, apa yang baik menurut suku tertentu belum tentu baik menurut suku
yang lain, oleh karenanya diperlukan sikap kedewasaan untuk memahami kebudayaan
lain.
Diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Reog adalah salah satu kesenian
budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap
sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh
sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog
dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih
sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.
Banyak cerita yang berbeda-beda
akan sejarah Reog Ponorog oitu hadir, namun cerita yang paling populer dan
berkembang di masyarakat adalah cerita tentang pemberontakan dan perlawanan
seorang abdi kerajaan yang bernama ki Ageng Kutu Suryonggalan pada masa
kerajaan Majapahit Bhre Kerthabumi. Bhe Kertabumi itu sendiri adalah raja Majapahit
yang berkuasa sekitar abad ke-15.
Di ceritakan sang raja sangat
korup dan bertindak dzhalim kepada rakyatnya, hal ini membuat seorang Ki Ageng
Kutu marah kepada sang raja. Apalagi didapati permaisuri sang raja yang
keterunan cina mempunyai pengaruh kuat pada kerajaan. Selain itu, sahabat
permaisuri yang masih keturunan Cina mengatur segala gerak-geriknya. Saat itu
Ki Ageng Kutu berpendapat, kekuasaan kerajanan Majapahit akan segera berakhir
jika hal ini terus dibiarkan begitu saja. Kemudian dia akhirnya meninggalkan
sang raja dan mendirikan sebuah perguruan yang didalamnya mengajarkan seni bela
diri, ilmu kekebalan diri kepada anak-anak muda. Dia berharap, kelak anak-anak
muda ini akan membuat kebangkitan kerajaan Majapahit seperti sedia kala dan
bisa melawan terhadap kerajaan Bhre Kerthabumi.
Namun Ki Ageng Kutu juga
menyadari, pasukan yang dia bangun masih terlalu kecil dan belum terlalu kuat
untuk mmelakukan perlawanan terhadap pasukan kerajaan. Oleh karenanya, Ki Agung
hanya mampu memanfaatkan kepopuleram Reog. Seni Reog ini dimanfaatkan oleh Ki
Agung sebagai sarana untuk mengumpulkan massa sebagai perlawanan terhadap
kerajaan. Selain itu, hal ini dilakukan oleh Ki Agung sebagai sarana komunikasi
utuk menyindir penguasa pada waktu itu.
Dalam pertunjukan Reog,
ditampilkan sebuah topeng berbentuk kepala singa yang biasa dikenal “Singa
Barong”. Selanjutnya ada juga topeng yang berbentuk raja hutan yang dijadikan
simbol untu Kerthabumi. Di atas topeng-topeng itu ditancapkan pula bulu-bulu
merak sehingga seperti kipas raksasa yang melambangkan pengaruh kuat para
kerabat cinanya.
Jatilan dimainkan oleh kelompok
penari gemblak yang menunggani kuda-kudaan yang menjadi lambang kekuatan
pasukan kerajaan Majapahit. Hal ini menjadi perbandingan terbalik dengan kekuatan
warok yang meraka memakai topeng badut merah yang menjadi lambang Ki Ageng
Kutu. Jathilan sendiri adalah tarian yang menceritakan ketangkasan prajurit
berkuda yang sedang berlatih, tokoh ini disebut dengan Jathil. Sedangkan warok
adalah orang yang mempunyai tekad suci yang memberikan perlindungan dan
tuntunan tanpa mengharap pamrih.
Seni Reog Ponorogo terdiri dari
beberapa rentetan dua hingga tiga tarian pembukaan. Sekitar enam sampai
sembilan pria gagah berani yang memakai pakaian serba hitam dan mukanya dipoles
warna merah membawakan tarian pertamanya. Digambarkan para penari ini merupakan
sosok singa yang pemberani. kemudian datang enam hingga sembilan gadis menaiki
kuda melanjutkan tarian Reog itu. Pada Reog tradisional, biasanya para penari
ini diperankan oleh penari lak-laki yang berpakaian seperti wanita. Sebagai
tarian pembuka, biasanya ada beberapa anak kecil yang membawakan tarian dengan
adegan yang sangat lucu. Nah, tarian yang dibawakan oleh anak-anak ini dikenal
dengan sebuatan Bujang ganong.
Saat tarian pembuka sudah
selesai, selanjutnya dipentaskanlah adegan inti yang isinya adalah sesuai
dengan kondisi dimana seni reog itu ditampikan pada acara apa. Misalkan jika
berhungangan dengan pernikahan, maka biasanya di adegan intu itu mereka
menampilkan tarian adegan percintaan. Atau misal berhubungan dengan khitanan,
maka bisanya bercerita tentang seorang pendekar.
Adegan dalam seni ini biasanya
tidak sesuai dengan skenario yang telah dibuat. Untuk memeriahkan acara, selalu
ada interkasi antara dalang dengan para pemain, atau kadang-kadang juga dengan
penontong yang hadir. Apabila seroang pemain yang sedang tampil kelelahan,
biasanya dia digantikan oleh pemain yang lain. Namun dari itu semua, hal yang
terpenting juga adalah kepuasan yang bisa dirasakan oleh penonton itu sendiri.
Pada adegan terakhir dari pementasan seni ini adalah Singa Barong. Para pemain
menggunakan topeng yang berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari
bulu merak. Asal kamu tau saja, berat topeng itu bisa mencapai 50-60 kg. Topeng
itu mereka bawa dengan menggunakan giginya. kemampuan yang diluar nalar itu
mereka dapat dengan latihan yang berat, yang didalamnya juga terdapat latihan
spiritual seperti berpuasa dan tapa.
Berikut gambar dari tari reog
ponorogo:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar