Gunadarma

ug

Minggu, 03 April 2016

PENDERITAAN RAKYAT PALESTINA


60 tahun yang lalu, 14 Mei 1948, di bumi Palestina, Israel memproklamirkan kemerdekaan negara Israel. Sebuah kemerdekaan yang sejak awal patut dipertanyakan, merdeka dari siapa ? Peristiwa yang bersejarah itu, menjadi tonggak berdirinya negara yang penuh darah di negeri Islam yang diberkati Allah SWT itu .

Penderitaan umat Islam Palestinapun tak terperikan. Saat berdiri, Israel mengusir sekitar 1 juta warga Palestina, merampas hak milik warga Palestina, mencaplok puluhan kota dan ratusan desa. Teror dan pembantaian terjadi dimana-mana. Terjadilah peristiwa Deir Yasin (10 April 1948) sekitar 254 muslim Palestina terbunuh 100 diantaranya adalah anak-anak dan wanita). Unit 101 yang didirikan Moshe Dayan, menteror warga Palestina. Pada tahun 1948 tercatat 385 dari 475 desa Palestina dibuldoser sehingga rata dengan tanah. Saat ini diperkirakan terdapat 6 juta pengungsi Palestina yang menderita di kamp-kamp pengungsi.

Hollocaust (pembantaian masal) oleh Zionisme Israel terus terjadi. Di Douimah (28 oktober 1948) diperkirakan sekitar 1000 orang terbunuh, Kafr Kassim (29 Oktober 1956) 49 orang terbunuh. Tidak berhenti sampai disana, bagaikan hewan ternak yang harus dibunuh, muslim Palestina dikejar hingga keluar perbatasan Palestina. Pada 9 September 1972, terjadi serangan udara di Suriah , dengan target para pengungsi Palestina, sekitar 500 orang meninggal dunia. Israel juga menyerang Lebanon dengan target yang sama pada 9 november 1977, sekitar 300 orang terbunuh.

Tidak hanya itu, kamp-kamp pengungsi Palestina pun menjadi sasaran serangan . Pada bulan Juni 1982 terjadi serangan terhadap kamp pungungsi yang menewaskan 3500 orang sebagian besar adalah anak-anak dan wanita. Sabra dan Satila menjadi saksi bisu kekejaman Israel, saat negara itu dengan bantuan milisi kristen Lebanon membantai lebih dari 100 orang pengungsi Palestina. Selama intifadha hingga Mei 1989 sekitar 7500 muslim Palestina terbunuh. Dan pembunuhan demi pembunuhan terjadi hingga sekarang ini. Pasca Konferensi Perdamaian Annapolis november tahun lalu 350 orang warga Palestina yang terbunuh.

Dukungan Negara Barat Imperialis
Berdirinya Israel tidak bisa dipisahkan dari gerakan Zionisme yang didukung negara-negara imperialis Barat. Sejak mendeklarasikan gerakan Zionisme (1996) , Theodor Herzl mulai berkerjasama dengan negara-negara imperialis seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Rusia mewujudkan cita-citanya mendirikan negara Israel di bumi Palestina.
Theodero Herzl dalam kongres I Zionis di Basel Swiss mengeluarkan resolusi bahwa umat Yahudi tidaklah sekedar umat beragama, namun bangsa yang dengan tekad bulat untuk hidup berbangsa dan bernegara. Di depan kongres itu Herzl berkata : ” dalam 50 tahun akan ada negara Yahudi”,. Meskipun awalnya dipandang sebelah mata, namun dengan kegigihannya, janji Herzl terwujud pada tahun 1948.

 Cita-cita Herzl sejalan dengan negara-negara Imperialis yang memang banyak didominasi oleh elit Yahudi. Keberadaan negara Israel di jantung Timur Tengah tentu saja akan bermanfaat bagi negara-negara Imperialis. Negara Israel bisa dijadikan alat untuk berbagai kepentingan politik. Pernyataan Ezer Weizman mencerminkan hal itu: “Seandainya tidak ada Israel, maka tidak ada pihak yang mampu membantu kepentingan kerajaan Inggris.”
Sementara AS menggunakan negara Israel untuk terus menerus menjadi sumber konflik di Timur Tengah. Konflik inilah yang menjadi alasan AS untuk masuk ke Timur Tengah. Negara Yahudi ini dipastikan menjadi mitra sejati, karena persamaan ideologi dan kepentingan.
Tidak heran kalau jauh sebelum tahun 1948 , negara Barat dengan penuh sistematis mendukung berdirinya negara Israel ini. Pada tahun 1916, Inggris, Perancis dan Rusia melakukan perjanjian rahasia Sykes-Picot, untuk memisahkan wilayah Arab dari Khilafah Ustmaniyah dan memecahbelah menjadi negara-negara kecil, termasuk kawasan Palestina.

          Dukungan itu semakin kokoh, ketika menlu Inggris keturunan Yahudi, Arthur James Balfour memberitahu pimpinan Zionis Inggris , Lord Rothschild, bahwa Inggris akan memperkokoh pemukiman Yahudi di Palestina dan membantu pembentukan tanah air Yahudi. Lima tahun kemudian LBB memberikan mandat kepada Inggris untuk menguasai Palestina. Berdirinya negara Israel diperkuat lagi dengan keputusanPBB tanggal 29 Agustus 1947 yang membagi Palestina , sebagian untuk Yahudi dan sebagin lagi untuk Arab.
Hingga saat ini dukungan itu terus mengalir. Tanpa perduli negara zionis ini telah melakukan pelanggaran kemanusiaan yang luar biasa. Collin Powel saat menjadi menlu AS pernah berpidato di depan senat(5/03/2001): ”Israel adalah negara sahabat dan sekutu yang kuat bagi bangsa AS dan pemerintahan AS, menjamin keamanan Israel adalah priotes utama”.

Hal yang senada dinyatakannya di depan lobi Yahudi terkuat di AS (AIPAC) pada 19 maret 2001.” Sungguh kami telah berada di pihak Israel sejak berdirinya dan kami akan selalu bersama Israel sepanjang sejarahnya”, tegasnya. Dick Cheney, saat berkunjung ke Israel , juga mengatakan hal yang sama.
Tidak heran kalau negara Israel merupakan penerima bantuan AS yang terbesar sejak perang dunia kedua. Sejak perang Oktober 1972 Washington sudah memberikan bantuan langsung ekonomi dan militer kepada Israel sebesar US$140 milyar atau Rp 1.260 trilyun. Sejak 1976 hingga sekarang setiap tahun AS memberikan bantuang langsung kepada Israel sebesar 3 milyar dollar, seperenam dari anggaran bantuan luar negerinya.
Israel bisa membeli peralatan militer langsung ke pabrik senjata di AS tanpa melalui Pentagon. AS membantu 3 milyar dollar bagi pengembangan senjata Israel. Israel diberikan akses informasi ke sejumlah pesawat tempur canggih seperti blackhawk dan F 16. Sementara kepada sekutu NATO-nya di Eropa informasi ini ditutup.

             Untuk menunjukkan dukungannya kepada Yahudi, Bush menandatangani UU Pengkajian Anti Smith Global (oktober 2004). Berdasarkan UU ini kementerian luar negari AS harus memberikan laporan tahunan soal tindakan anti-smith diseluruh dunia.
Washington juga telah memveto 32 resolusi yang merugikan Israel sejak tahun 1982. Tidak ketinggalan calon presiden AS juga harus menunjukkan kesetiaannya kepada Israel. Obama dengan tegas menyatakan akan mendukung penuh negara Zionis itu. Sementara Hallary sampai-sampai mengatakan akan menyerang Iran jika Israel diserang Iran. (Farid Wadjdi)

 PANDANGAN ISLAM TERHADAP KRISIS PALESTINA
Pertama, persoalan Palestina bukanlah urusan Fattah, Hamas, atau PLO saja. Ini juga bukan sekedar konflik rakyat Palestina dengan Israel. Tapi merupakan persoalan umat Islam, karena tanah Palestina adalah milik umat Islam.
Kedua, persoalan pokok Palestina itu adalah adanya penjajah Israel yang merampas tanah kaum muslimin disana. Jadi perjuangan ini harus focus pada bagaimana agar Israel mundur dari Palestina
          Ketiga, perjuangan untuk membuat mundur Israel dari tanah Palestina, tidak mungkin bisa diraih dengan perdamain.Sebabperdamaian mensyaratkan dua hal : pengakuan eksistensi negara penjajah Israel dan yang kedua Israel dan Palestina akan menjadi dua negara yang berdampingan. Jalan satu-satunya adalah jihad fi Sabilillah.
          Keempat, Islam mengharamkan segala bentuk perdamaian dengan Israel . Karena perdamain dengan Israel mensyaratkan pengakuan keberadaan negara Israel yang sesungguhnya merupakan negara penjajah dan akan menghentikan jihad fi sabilillah.
          Kelima, Islam mengharamkan segala bentuk jalan (wasilah) yang menghantarkan penguasaan orang-orang kafir penjajah terhadap Palestina atau mengokohkan penjajahan Israel seperti tawaranperdamaian , demokrasi, bantuan baik berupa hibang maupun hutang dll.
          Keenam, Umat Islam sebenarnya sedang menghadapi AS dan negara-negara Barat yang mendukung penuh negara Israel. Jadi bukan hanya Israel yang merupakan negara boneka. Karena itu memang dibutuhkan kekuatan seimbang. Sebab yang kita hadapi adalah negara-negara imperialis. Kekuatan yang seimbang itu tidak ada yang lain kecuali Daulah Khilafah Islam. Negara global yang menyatukan kaum muslim.Daulah Khilafah ini nanti akan menyerukan jihad fi sabilillah kepada kaum muslim seluruh dunia untuk membebaskan Palestina. Perlu kita catat, Palestina saat dibebaskan oleh Sholahuddin al Ayyubi pada saat kaum muslim memiliki Daulah Khilafah Islam. Jadi ini merupakan komando langsung dari Khilafah Islam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar