Gunadarma

ug

Jumat, 16 Juni 2017

METODE BIG M

Pengertian

Metode Big M digunakan untuk menyelesaikan fungsi-fungsi dalam program linier yang tidak berada dalam bentuk baku atau standar  ( bentuk standar adalah memaksimalkan Z sesuai dengan kendala fungsional dalam bentuk  ≤ dan kendala nonegativitas di semua variabel) dan salah satu contoh masalah dalam kendala funsional adalah bila fungsi dalam bentuk-bentuk = atau ≥ atau bahkan ruas kanan yang negatif.
Masalah ini akan muncul bila kita akan mencari basis fesibel awal sehingga sebelum mencari variabel apa yang akan menjadi variabel nonbasis bahkan basis perlu dilakukan suatu teknik pendekatan khusus untuk mengubah fungsi tersebut ke bentuk baku atau standar. Teknik pendekatan khusus tersebut dengan cara menambahkan variabel dummy (variabel artifisial) pada kendala fungsional dan teknik ini disebut dengan teknik variabel artifisial

·         Jika semua fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan ≤ maka variabel basis awal semuanya adalah slack variables. Penyelesaian solusi optimal untuk kasus seperti ini dilakukan dengan cara yang sudah diperkenalkan sebelumnya.
·         Jika fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan ≥ dan/atau ≤ maka variabel basis awal adalah slack variables dan/atau variabel buatan. Penyelesaian solusi optimal untuk kasus seperti ini dilakukan dengan memilih antara metode Big M, Dua Fase atau Dual Simpleks.
·         Jika fungsi kendala ada yang menggunakan persamaan maka variabel buatan akan ditemukan pada variabel basis awal. Penyelesaian solusi optimal untuk kasus seperti ini hanya dapat dilakukan dengan memilih antara metode Big M atau Dua Fase.

Metode Dua Fase
Metode dua fase digunakan jika variabel basis awal terdiri dari variabel buatan. Disebut sebagai metode dua fase, karena proses optimasi dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama merupakan proses optimasi variabel buatan, sedangkan proses optimasi variabel keputusan dilakukan pada tahap kedua. Karena variabel buatan sebenarnya tidak ada (hanya ada di atas kertas), maka tahap pertama dilakukan untuk memaksa variabel buatan bernilai 0.
Perhatikan kasus berikut: Tahap 1
Min A = A1 + A2
Terhadap:              x1 + x2 + A1 = 90 0.001x1 + 0.002x2  + s1 = 0.9
0.09x1 + 0.6x2  -s2 + A2 = 27
0.02x1 + 0.06x2 + s3 = 4.5
x1, x2, s1, s2, s3  ³ 0
karena A1 dan A2 berfungsi sebagai variabel basis pada solusi awal, maka koefisiennya pada fungsi tujuan harus sama dengan 0. untuk mencapai itu, gantikan nilai A1 dari fungsi kendala pertama (kendala yang memuat A1) dan nilai A2 dari fungsi kendala ketiga (kendala yang memuat A2).

Dari kendala -1 diperoleh :
A1 = 90 - x1 - x
Dari kendala-3 diperoleh:
A2 =  27 - 0.09x1 - 0.6x2  + s2
Maka fungsi tujuan tahap-1 menjadi:
Min A = (90 - x1 - x2) + (27 - 0.09x1 - 0.6x2  + s2)
=117 - 1.09x1 - 1.6x2 + s2
Solusi awal

VB
X1
X2
S1
S2
S3
A1
A2
NK
Rasio
A
1.09
1.6
0
-1
0
0
0
117
-
A1
1
1
0
0
0
1
0
90
90
S1
0.001
0.002
1
0
0
0
0
0.9
450
A2
0.09
0.6
0
-1
0
0
1
27
45
S3
0.02
0.06
0
0
1
0
0
4.5
75

Iterasi1

VB
X1
X2
S1
S2
S3
A1
A2
NK
Rasio
A
0.85
0
0
-11/3
0
0
-8/3
45
-
A1
0.85
0
0
10/6
0
1
-10/6
45
52.94
S1
0.0007
0
1
1/300
0
0
-1/300
0.81
1157.14
X2
0.15
1
0
-10/6
0
0
10/6
45
300
S3
0.011
0
0
0.1
1
0
-0.1
1.8
163.634


 Iterasi2                
VB
X1
X2
S1
S2
S3
A1
A2
NK
A
0
0
0
-4.8708
0
-1
-1.4625
0
X1
1
0
0
17/12
0
20/17
-17/12
52.94
S1
0
0
1
0.0023417
0
0.0008
-0.0023
0.772942
X2
0
1
0
-1.7542
0
-3/17
1.7542
37.059
S3
0
0
0
0.09358
1
0.01294
-0.084417
1.21766


Tahap 2
Min z = 2 x1 + 5.5 x2
Terhadap:        tabel optimal tahap pertama Dari tabel optimal tahap 1 diperoleh:
X1 = 52.94 – 17/12s2 X2 = 37.059 + 1.7542s2
Maka fungsi tujuan adalah:
Min z = 2(52.94 – 17/12s2) + 5.5 (37.059 + 1.7542s2)
= -17/6s2 + 9.6481s2 + 309.7045 = 6.814767s2 + 309.7045
Solusi awal               optimal.

VB
X1
X2
S1
S2
S3
NK
z
0
0
0
-6.814767
0
309.7045
X1
1
0
0
17/12
0
52.94
S1
0
0
1
0.0023417
0
0.772942
X2
0
1
0
-1.7542
0
37.059
S3
0
0
0
0.09358
1
1.21766

Tabel di atas sudah optimal. Solusi optimalnya adalah: X1 = 52.94; x2 = 37.059; dan z = 309.7045

METODE DUAL SIMPLEKS
Metode dual simpleks digunakan jika tabel optimal tidak layak. Jika fungsi kendala ada yang menggunakan pertidaksamaan ³ dan tidak ada = dalam bentuk umum PL, maka metode dual simpleks dapat digunakan. Kita selesaikan contoh di bawah ini.

Min z = 21x1 + 18x2 + 15x3
Terhadap     90x1 + 20x2 + 40x3 ³ 200 30x1 + 80x2 + 60x3 ³ 180


10x1 + 20x2 + 60x3 ³ 150
x1, x2, x3 ³ 0
semua kendala menggunakan pertidaksamaan ³. Kendala dengan pertidaksamaan ³ dapat diubah ke pertidaksamaan £ dengan mengalikan pertidaksamaan dengan -1.  Bentuk umum PL di atas berubah menjadi:

Min z = 21x1 + 18x2 + 15x3
Terhadap     -90x1 - 20x2 - 40x3 £ -200
-30x1 - 80x2 - 60x3 £ -180
-10x1 - 20x2 - 60x3 £  -150
x1, x2, x3 ³ 0
Semua fungsi kendala sudah dalam bentuk pertidaksamaan £, maka kita kita hanya perlu menambahkan variabel slack untuk mengubah bentuk umum ke bentuk baku/standar. Variabel slack akan berfungsi sebagai variabel basis awal.
Bentuk Baku/standar:
Min z = 21x1 + 18x2 + 15x3 + 0s1 + 0s2 + 0s3
Terhadap     -90x1 - 20x2 - 40x3 + s1 = -200
-30x1 - 80x2 - 60x3 + s2 = -180
-10x1 - 20x2 - 60x3 + s3 = -150
x1, x2, x3, s1, s2, s3 ³ 0
VB
X1
X2
X3
S1
S2
S3
NK
Z
-21
-18
-15
0
0
0
0
S1
-90
-20
-40
1
0
0
-200
S2
-30
-80
-60
0
1
0
-180
S3
-10
-20
-6
0
0
1
-150


Tabel di atas optimal tapi tidak layak (ingat, untuk fungsi tujuan minimisasi, tabel sudah optimal jika semua koefisien baris tujuan sudah negatif atau 0). Untuk membuat tabel tersebut layak, kita harus gunakan metode dual simpleks. Langkah-langkah penyelesaian simpleks menggunakan metode dual adalah:
  •   Tentukan baris pivot. Baris pivot adalah baris dengan nilai kanan negatif terbesar. Jika negatif terbesar lebih dari satu, pilih salah satu sembarang.
·  Tentukan kolom pivot. Kolom pivot diperoleh dengan terlebih dahulu membagi nilai baris z dengan baris pivot. Dalam hal ini, semua nilai baris pivot dapat menjadi pembagi kecuali nilai 0. Kolom pivot adalah kolom dengan rasio pembagian mutlak terkecil. Jika rasio pembagian mutlak terkecil lebih dari satu, pilih salah satu secara sembarang
  •   Pembentukan tabel berikutnya sama dengan prosedur dalam primal simpleks.
Gunakan tabel awal simpleks di atas.
      Baris pivot adalah baris S1, baris dengan nilai kanan negatif terbesar.
VB
X1
X2
X3
S1
S2
S3
NK
Z
-21
-18
-15
0
0
0
0
S1
-90
-20
-40
1
0
0
-200
S2
-30
-80
-60
0
1
0
-180
S3
-10
-20
-60
0
0
1
-150

      Kolom pivot adalah kolom X1

VB
X1
X2
X3
S1
S2
S3
NK
Z
-21
-18
-15
0
0
0
0
S1
-90
-20
-40
1
0
0
-200
S2
-30
-80
-60
0
1
0
-180


S3
-10
-20
-60
0
0
1
-150
Rasio
21/90
18/20
15/40
0
0
0
-
      Iterasi-1:

VB
X1
X2
X3
S1
S2
S3
NK
Z
0
-40/9
-9
-7/30
0
0
140/3
X1
1
2/9
4/9
-1/90
0
0
20/9
S2
0
-220/3
-140/3
-1/3
1
0
-340/3
S3
0
-160/9
-500/9
-1/9
0
1
-1150/9
Rasio
-
0.0485
0.19286
0.7
-
-

      Iterasi-2

VB
X1
X2
X3
S1
S2
S3
NK
Z
0
0
-611/99
-0.213131
-2/33
0
53.535
X1
0
0
10/33
0.0303
1/330
0
1.8788
X2
0
1
7/11
1/220
-3/220
0
17/11
S3
0
0
-44.2424
-0.0303
-0.02424
1
-100.3030
Rasio
-
-
0.139498
7.0340
2.500
0
-

      Iterasi-3              optimal

VB
X1
X2
X3
S1
S2
S3
NK
Z
0
0
0
-0.208934
-0.0572
-0.13948
67.52628
X1
1
0
0
0.00000014
0.00286
0.006848
1.19173
X2
0
1
0
0.0041127
-0.013986
0.01438
0.102818
X3
0
0
1
0.00068
0.00055
-0.0226
2.267



Tidak ada komentar:

Posting Komentar